Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Catatan Pribadi: Review "The Legend of Suriyothai" dan "Gothika"

6 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 6 Mei 2024   16:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali bongkar catatan harian tentang review film yang saya tulis di diary.  Pada Minggu 2 Mei 2004   saya nonton marathon-istilahnya  teman-teman komunitas KOMiK  di Megaria 21 dua kali berturut-turut. 

Yang pertama film Thailand Legend of Suriyothai (2001) yang disutradarai oleh Chatricalerm Yukol  jam pertunjukan 15.45 dan yang kedua Ghotika yang ditukangi sutradara favorit saya dari Prancis Mathieu Kassovitz pada jam pertunjukkan malam. Berikut ulasan keduanya melalui pengeditan dan update.

Legend of Suriyothai menjadi menarik karena saya jarang menonton film Thailand  berlatar belakang sejarah.  Thailand pada abd ke 16 sama halnya dengan tanah Jawa pada kurun yang sama berserakan raja-raja kecil (vasal) yang sebetulnya punya hubungan satu dengan yang lain.

Persoalan kecil saja, seperti perebutan perempuan saja bisa menyebabkan pertikaian.  Padahal  bangsa Siam masih menghadapi bangsa Burma terkaitan perebutan hegemoni perbatasan.  Mirip dengan pertikaian antara Aceh dan Johor soal hegemoni laut.

Ceritanya pada 1528 putri Suriyothai  menerima  pinangan Pangeran Tien dari Ayuthoya agar tidak terjadi perselisihan antara Pitshulok tempat asalnya dengan kerajaan itu.  Padahal dia punya kekasih lain Lord Piren.

Masalah mulai muncul setelah raja utama wafat pada 1529, maka raja kedua menggantikannya. Raja kedua tewas karena cacar yang dibawa oleh Kapal Portugis.

Inilah awal pertikaian dan pertumpahan darah di Tanah Siam karena peggantinya Pangeran Artha  dianggap dan tidak kuat oleh Pangeran Chai yang melakukan kudeta berdarah. Dia membunuh Artha yang masih kecil. Chai memang kuat namun salah memillih istri  yang merupakan keturunan seorang raja vasal yang punya agenda politik  agar keturunannya menjaid pengausa Thailand.

Suriyothai menjadi penyelemat dengan bantuan Lord Piren berhasil menumpas  komplotan permaisuri. Namun perang dengan Burma pun pecah dan Suriyothai gugur demi bangsanya. Dia menyelematkan nyawa suaminya dengan menjadi perisainya.

Film ini bukan saja rekaman sejarah tetapi juga sarat denan kultur Thai yang rakyatnya taat pada raja dan Buddha. Mereka percaya karma, Chai yang punya kesalahan membunuh anak kecil, maka dia dan anaknya masih kecil juga terbunuh dalam intrik.

Hanya saja saya mencatat film ini gagal menampilkan sosok Suriyothai  secara mendalam seperti halnya Cut Nyak Dien,  Karakternya malah tenggelam oleh karakter permaisuri jahat  dengan tangan kanannya yang bertarung bak Xena dan sangat militan terhadap junjungannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun