"Citra," sapa Danu dengan suara berat, mengejutkan Citra yang sedang larut dalam
pikirannya. Lelaki itu berdiri di belakangnya, wajah tampan dan tatapan mata yang teduh
selalu berhasil membuat hati Arini berdebar kencang. Citra hanya mengangguk pelan,
menghindari tatapan mata Danu.
"Kamu kenapa? Aku lihat wajahmu murung," lanjut Danu, duduk di samping Citra. Citra
menggigit bibir bawahnya, ragu untuk bercerita. Ia tahu, mengungkapkan perasaannya
kepada Danu akan memperumit segalanya. Doni sudah melamarnya, pernikahan sudah di
depan mata, dan Danu... ia hanya sahabatnya.
"Tidak apa-apa, Danu. Hanya sedikit lelah," jawab Citra, mencoba menyembunyikan
kegundahannya.
Jangan berbohong, Citra. Aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu. Ceritalah padaku,"