Strategi Mitigasi:
- Environmental Impact Assessment (AMDAL) yang ketat,
- Penggunaan teknologi Zero Discharge (tanpa buangan limbah),
- Pemantauan lingkungan secara berkala,
- Program restorasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir.
Keseimbangan Eksploitasi dan Konservasi
Indonesia harus menetapkan strategi pembangunan kelautan yang inklusif. Eksploitasi migas harus berjalan seiring dengan konservasi laut.
Rekomendasi Kebijakan:
- Penguatan regulasi dan pengawasan terhadap kegiatan migas lepas pantai.
- Pengembangan teknologi hijau dalam industri energi.
- Kolaborasi antara industri, akademisi, dan masyarakat untuk penelitian dan pengawasan lingkungan laut.
- Peningkatan kapasitas SDM kelautan, termasuk lulusan Teknik Kelautan, untuk mendukung pengelolaan sumber daya secara profesional.
Peran Mahasiswa dan Akademisi
Sebagai bagian dari civitas akademika Teknik Kelautan ITS, mahasiswa memiliki peran penting dalam menyuarakan pengelolaan laut yang bijak. Melalui riset, sosialisasi, dan kolaborasi dengan masyarakat pesisir, mahasiswa dapat:
- Mengembangkan inovasi teknologi tepat guna untuk industri laut,
- Menyuarakan pentingnya sustainability dalam eksplorasi migas,
- Menjadi penghubung antara dunia akademik dan industri.
Investasi Teknologi Migas dan Peran Industri Energi Global
Pengembangan teknologi migas lepas pantai tidak terlepas dari peran investor global dan perusahaan energi multinasional. Beberapa blok migas strategis di Indonesia saat ini dikelola oleh perusahaan seperti Pertamina Hulu Energi (PHE), BP, ENI, dan INPEX.
Teknologi yang diterapkan pun harus sesuai dengan standar global, terutama dalam hal:
- Keselamatan kerja (HSE) di laut,
- Manajemen risiko pengeboran bawah laut, dan
- Sistem deteksi kebocoran dini.
Indonesia bisa memanfaatkan alih teknologi (technology transfer) dari kolaborasi ini untuk meningkatkan kemampuan dalam negeri.
Contoh Nyata: Proyek LNG Abadi Masela