Mohon tunggu...
Nabil Abdullah
Nabil Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya senang mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Sedimentasi Pantai dan Lepas Pantai Di Perairan Cirebon

29 Juni 2024   00:40 Diperbarui: 29 Juni 2024   00:43 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hasil analisis menunjukkan bahwa sedimen di daerah kajian memiliki ukuran butir yang bervariasi, mulai dari pasir kasar hingga lanau. Persentase frekuensi dominan berkisar antara pasir sangat halus hingga lanau, menandakan bahwa sedimen ini mengalami transportasi. Terdapat dua rezim arus, yaitu traksi dan suspensi, yang mempengaruhi pengendapan sedimen. Arus pasang surut berperan dalam proses ini. Pada saat pasang tertinggi menuju surut terendah, sedimen butir halus mengalami pengendapan (saltasi), sementara butiran kasar diendapkan oleh arus sungai. Akibatnya, terbentuk satu satuan sedimen dengan ukuran butir yang berbeda.

KESIMPULAN

Hasil analisis menunjukkan bahwa sedimen di muara Sungai Kalijaga memiliki ukuran butir yang bervariasi, mulai dari pasir kasar hingga lanau. Persentase frekuensi yang tinggi terjadi antara 1 phi (pasir sedang) hingga 4 phi (lanau kasar). Berdasarkan grafik frekuensi kumulatif terhadap ukuran butir, sistem transportasi yang dominan adalah saltasi untuk butiran lanau kasar (4,0 phi) hingga pasir halus (2,0 phi), sementara traksi berlaku untuk butiran pasir sangat kasar (-1 phi) hingga pasir sedang (1 phi).

Besar butir sedimen di perairan Cirebon mempunyai kisaran ukuran butir dari pasir kasar sampai lanau, dengan dominan persen frekuensi (sedimen yang mengalami transportasi) antara pasir sangat halus sampai lanau. Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh adanya pertemuan arus sungai dan arus pasang laut maksimum yang menyebabkan slack. Slack mengakibatkan sedimentasi berbagai fraksi butir pada tempat yang sama.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat disarankan pembuatan dermaga tambat kapal tersebut menjorok jauh ke lepas pantai, sampai kedalaman 7 meter. Pada kedalaman tersebut proses pendangkalan sedimen tidak begitu berpengaruh, karena terbawa oleh arus sejajar pantai.

DAFTAR PUSTAKA

Faturachman A., Purnomo R., Ai Yuningsih, Yogi N., RizaR., Catur P., Snartono, 2002, Laporan Kajian Proses Sedimentasi Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Puslitbang Geologi Kelautan, Tidak Dipublikasi.

Folk, R.L., 1974. Petrology of sedimentary rocks, Hemphill publishing Co, Austin-Texas.

Susilohadi., 1985, Perangkat lunak program nomenklatur sedimen dan moment, Pusat Pengembangan Geologi Kelautan. (laporan intern PPPGL).

Friedman, G.M., 1967, Dynamic process and statistical parameters compared for size distribution of beach and river sands: Jour. Sed. Petrology, V. 37, 42, P.327 -- 354.

Friedman, G.M., Sanders, 1987, Principles of sedimentology, John Wiley & Sons, p. 35 -- 40

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun