Mohon tunggu...
Nabil Abdullah
Nabil Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya senang mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Proses Sedimentasi Pantai dan Lepas Pantai Di Perairan Cirebon

29 Juni 2024   00:40 Diperbarui: 29 Juni 2024   00:43 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Daerah Cirebon mengalami perkembangan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, Cirebon dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat pembangunan yang relatif tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Jawa Barat. Upaya dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi strategis guna pengembangan dan peningkatan perekonomian, terutama dalam rangka mendukung perencanaan dan pengembangan kawasan Marine Center di Cirebon. Penelitian lapangan mengenai sedimen pantai dan dasar laut menjadi penting untuk memahami proses sedimentasi di daerah ini.

Pergerakan sedimen di pantai dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk arus sungai, gelombang, pasang surut, angin, dan penambangan pasir di sekitar pantai. Sedimen yang berasal dari erosi sungai, tebing pantai, atau dasar laut kemungkinan akan terbawa ke lepas pantai melalui arus balik (rip current). Sedimen dari lepas pantai menuju garis pantai diangkut oleh arus gelombang (mass transport) dan arus sejajar pantai (longshore current), sementara ke arah pesisir diangkut oleh angin.

Berberapa faktor yang menyebabkan adanya penambahan sedimentasi pantai (Komar, 1998) adalah: Pasokan dari erosi tebing kemudian ditranspor melalui sungai, sedimentasi oleh gelombang dari laut menjadi sedimen sejajar pantai, serta reklamasi pantai.

Interpretasi besar butir dari Visher (1965) didasarkan pada pemahaman bahwa dalam lingkungan pengendapan pantai, terjadi lebih dari satu proses sedimentasi, termasuk arus traksi, suspensi, saltasi, dan roling. Metode yang tepat untuk menguraikan distribusi ukuran butir menjadi distribusi yang normal adalah dengan menggunakan pengeplotan pada kertas probabilitas. Dalam interpretasi besar butir ini, contoh dari pasir pantai memungkinkan kita membedakan antara populasi butir suspensi, saltasi, dan traksi. Di lepas pantai, endapan terjadi karena populasi butir suspensi (mengikuti hukum Stokes) dan butir kasar (mengikuti hukum impact). Semakin kasar ukuran butir, semakin kuat pengaruh hukum impact.

PEMBAHASAN

Analisis besar butir dilakukan untuk mengidentifikasi jenis sedimen, sementara hasil analisis yang diplot pada peta sebaran sedimen bertujuan untuk memahami distribusinya di pantai dan dasar laut. Dari pola sebaran tekstur sedimen, kita dapat memahami hubungan antara dinamika arus dan transportasi butiran klastik. Metode yang digunakan dalam analisis ukuran butir kasar adalah metode ayakan, di mana butiran dibagi menjadi interval kelas berdasarkan ukuran lubang ayakan (Lewis, 1984). Ukuran ayakan dinyatakan dalam satuan mesh, mulai dari ukuran -2 phi (4 mm, kerikil) hingga 4 phi (0,063 mm, lanau) menurut skala Wentworth. Sedangkan untuk fraksi butiran halus (5-9 phi), metode yang digunakan adalah pipet. Lewis (1984) memberikan contoh data analisis besar butir yang diplot pada kurva probabilitas di daerah muka pantai yang kompleks, terdiri dari traksi, saltasi, dan suspensi. Di kisaran pasir kasar dan kerikil, hukum impact berlaku dalam proses pengendapan atau erosi (gaya angkat). Untuk pengendapan butiran yang lebih halus, diperlukan arus dengan kecepatan rendah dan hukum Stokes berlaku.

Sebanyak 36 percontoh sedimen dasar laut elah diambil dengan menggunakan penginti gaya berat (gravity) pada kedalaman dasar laut di bawah 9,5 meter. Dari hasil analisis megaskopis, terlihat variasi warna dari sedimen dasar laut, dimana warna abu-abu kehijauan yang terletak jauh di lepas pantai menunjukkan bahwa sedimen tersebut dominan dipengaruhi oleh sedimen laut, sedangkan sedimen dengan warna kecoklatan dominan dipengaruhi oleh sedimen darat.

Berdasarkan hasil analisis besar butir contoh sedimen di permukaan dasar laut terdiri dari pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau, di sekitar muara sungai Kalijaga terdiri dari pasir, lanau dan lanau pasiran, dengan pasir terdapat pada mulut muara sungai. Di sekitar muara sungai Sukalila terdiri dari pasir dan pasir lanauan. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Perairan Cirebon hanya terdiri dari Lanau pasiran dan lanau.Sedangkan di muara sungai Kalijaga dan muara sungai Sukalila satuan-satuan sedimen di sekitar muara sungai Kalijaga dan Sukalilah tersebut tidak bisa ditampilkan pada peta sebaran sedimen karena tidak terpetakan (Unmappable).

Berdasarkan Peta Batimetri, Endapan sedimen yang paling banyak terjadi di sekitar muara Sungai Kalijaga mengarah ke lepas pantai, dan sebagian mengarah ke daerah rencana lokasi pelabuhan. Berdasarkan data ini, penelitian tentang proses sedimentasi difokuskan pada sekitar muara Sungai Kalijaga. Hasil analisis ukuran butir dimasukkan ke dalam grafik yang menghubungkan ukuran butir dengan persentase frekuensi, serta grafik yang menghubungkan ukuran butir dengan frekuensi pada skala log probabilitas.

Plot pada grafik antara ukuran besar butir terhadap persen frekuensi, dari pantai muara Sungai Kalijaga pada sampel KJ-01 yaitu berupa sedimen lanau pasiran, didapatkan hasil sebaran persen frekuensi yang tinggi antara 1 phi (pasir sedang) sampai 4 phi (lanau kasaran). Sedangkan berdasarkan grafik frekuensi kumulatif terhadap besar butir (Gambar-4), sistem transpornya adalah saltasi untuk butiran lanau kasar (4,0 phi) hingga pasir halus (2,0 phi) sedangkan traksi untuk butiran pasir sangat kasar (-1phi) sampai pasir sedang (1phi).

Plot pada grafik antara ukuran besar butir terhadap persen frekuensi, di depan mulut muara Kalijaga pada sampel KJ-07 yaitu berupa sedimen pasir, didapatkan hasil sebaran persen frekuensi yang tinggi antara 2.25 phi (pasir sedang) sampai 2.75 phi (pasir halus). Berdasarkan grafik frekuensi kumulatif terhadap besar butir (Gambar-6), terdapat 2 cara transpor di pantai yaitu traksi untuk butiran pasir sedang (1,0 phi) dan saltasi untuk butiran lanau kasar sampai pasir halus (2,0 -- 4,0 phi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun