Mohon tunggu...
myrna dernessa
myrna dernessa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa aktif jurusan ilmu komunikasi,hobi membaca jurnal/artikel dan buku sejarah,saya pribadi yang menyukai warna pink dan menyukai pantai🤍

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Islam Membutuhkan Feminisme?

26 Juli 2025   11:50 Diperbarui: 26 Juli 2025   11:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

APAKAH ISLAM MEMBUTUHKAN FEMINISME?

Feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan intelektual yang bertujuan memperjuangkan kesetaraan gender, menghapus diskriminasi terhadap perempuan, dan membongkar sistem patriarki yang mendominasi struktur sosial dan upaya perempuan untuk memperoleh kedudukannya agar sama dengan laki-laki. 

Adapun sejarah gerakan feminisme telah berlangsung sejak abad ke-16 hingga ke-18 Masehi di Eropa.

Sejarah feminisme secara global dimulai sejak abad ke-16 hingga ke-18 di Eropa, sebagai usaha melawan pandangan patriarki yang menempatkan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan tidak rasional. Gelombang pertama feminisme muncul pada abad ke-18 dan 19, fokus pada perjuangan kesetaraan hak-hak dasar perempuan seperti pendidikan dan hak memilih dalam pemilu. Tokoh penting pada masa ini termasuk Mary Wollstonecraft yang menulis "The Vindication of the Rights of Woman" (1792) serta Harriet dan John Stuart Mill yang memperjuangkan hak legal perempuan dalam pernikahan dan perceraian.

Gelombang kedua berlangsung pada abad ke-19 hingga abad ke-20, dengan isu yang lebih luas seperti kesetaraan sosial dan budaya, kekerasan seksual, serta hak reproduksi. Tokoh seperti Betty Friedan juga muncul pada gelombang ini.

Gelombang ketiga dimulai sejak tahun 1980-an, dikenal pula sebagai era posfeminisme, mengusung keragaman dan perubahan yang dipengaruhi oleh globalisasi dan posmodernisme.

Di Indonesia, gerakan feminisme berawal pada masa kolonial akhir abad ke-19, dipelopori oleh R.A. Kartini yang memperjuangkan pendidikan perempuan dan menentang poligami. Organisasi-organisasi perempuan mulai tumbuh pada awal abad ke-20, seperti Putri Mardika (1912) dan Kongres Wanita Indonesia yang memperjuangkan kesetaraan upah dan hak pendidikan.

Dalam Perspektif Islam yang beragam mengenai "Feminisme" Ada beberapa Cendekiawan dan Ulama Muslim umumnya tidak memandang feminisme sebagai sesuatu yang bertentangan dengan Islam selama prinsipnya tetap dalam koridor keadilan dan tidak menuntut supremasi satu gender atas yang lain. Namun, masalah dapat muncul jika feminisme berujung pada supremasi atau eksploitasi terhadap laki-laki, yang tidak sejalan dengan ajaran Islam tentang interaksi yang adil dan manusiawi antara laki-laki dan perempuan.

Jadi, apakah islam membutuhkan "Feminisme"?.

Islam sudah memuliakan wanita sejak awal kemunculannya di abad ke-7 Masehi dengan datangnya ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebelum ada nya "Gerakan Feminisme" Seperti sekarang. Sebelum Islam, dalam masa jahiliah, wanita sering diperlakukan dengan sangat rendah dan tidak memiliki hak-hak dasar, bahkan ada praktik penguburan bayi perempuan hidup-hidup. Namun, dengan Islam, kedudukan perempuan mengalami perubahan besar menjadi sosok yang mulia dan sejajar dengan laki-laki dalam kemanusiaan dan penghargaan di mata Allah SWT.

Ajaran Islam menegaskan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sebagai makhluk ciptaan Allah yang sama-sama mulia dan memiliki hak serta tanggung jawab. Berbagai dalil Al-Qur'an dan hadis mempertegas kemuliaan wanita, termasuk keistimewaan ibu dan penghargaan terhadap perempuan yang beriman dan beramal baik. Nabi Muhammad SAW juga memberikan ruang kebebasan dan penghormatan terhadap perempuan sahabat beliau, yang menunjukkan peran penting perempuan dalam masyarakat Islam awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun