Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Ibu Bau Bawang

19 November 2020   18:07 Diperbarui: 22 November 2020   17:12 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh pembutik/pemotong bawang brebes - Dokumentasi pribadi

Nasib ibuku bikin pedih
Persis seperti irisan bawang

O
Ibuku sayang Ibuku malang

***

Bukan Ibu Iwan

Ribuan kilo bawang yang kau potong
Karungi uang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus memotong
Walau tapak jari
Penuh kumal penuh kapal

Seperti samudera
Kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas
Ibu
Ibu

Ingin kudekap
Dan menghirup bau tubuhmu
Sampai aku menangis
Bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa
Baui sekujur tubuhku
Dengan apa membalas
Ibu
Ibu

***

Ibu Bau Bawang

Ibu banting tulang
Pagi hingga petang
Menjadi kuli bawang.

Agar utang hilang
Agar perut kenyang
Agar Tuhan senang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun