Mungkin si bapak tahu betul peluangnya kecil. Tapi dibanding menunggu konsumen datang ke toko (yang bisa jadi ia tak punya), lebih baik produknyalah yang menjemput kemungkinan.
Refleksi untuk Kita: Ketika Scarcity Hadir di Meja Kerja
Scarcity dalam konteks ekonomi perilaku (behavioral economics) tidak terbatas hanya pada aspek finansial saja.Â
Scarcity diartikan sebagai kondisi di mana sumber daya—apakah uang, waktu, energi, perhatian, atau komoditas lainnya—dirasa lebih sedikit dibandingkan kebutuhan atau keinginan kita.
Di kantor, acapkali kita mengalami scarcity. Dan yang kemudian terjadi adalah kita cenderung melakukan keputusan-keputusan cepat (short-term) karena tekanan deadline, meskipun keputusan tersebut tidak optimal dalam jangka panjang.
Cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan strategi-strategi berikut yang dapat diadaptasi untuk berbagai jenis scarcity—waktu, energi, perhatian, maupun finansial:
1. Membangun Buffer System (Sistem Penyangga)
- Untuk Waktu: Sisakan 20-30% waktu sebagai buffer dalam jadwal harian.
- Untuk Energi: Jaga 20% kapasitas energi untuk situasi tak terduga—hindari berkomitmen 100% setiap hari.
- Untuk Perhatian: Alokasikan "attention reserve" dengan membatasi multitasking dan menjadwalkan waktu fokus.
- Untuk Finansial: Bangun dana darurat 3-6 bulan pengeluaran dan sisakan 10-15% dari anggaran bulanan untuk keperluan tak terduga.
Buffer ini mencegah kita membuat keputusan reaktif saat menghadapi tekanan scarcity dalam bentuk apapun.
2. Prioritisasi Berbasis Impact-Effort Matrix
- Untuk Waktu: Fokus pada tugas high-impact, low-effort terlebih dahulu.
- Untuk Energi: Lakukan pekerjaan yang membutuhkan energi tinggi saat peak energy hours (biasanya pagi).
- Untuk Perhatian: Tackle tugas paling penting saat attention span masih fresh, hindari task switching yang menguras fokus.
- Untuk Finansial: Prioritaskan pengeluaran berdasarkan needs vs wants, investasi jangka panjang vs konsumsi sesaat.
Prinsip ini membantu mengoptimalkan sumber daya terbatas untuk hasil maksimal.
3. Mengimplementasikan "Pause Principle"
Berikan jeda 5-10 menit sebelum membuat keputusan penting di bawah tekanan scarcity. Penelitian menunjukkan bahwa jeda singkat ini memungkinkan prefrontal cortex—bagian otak yang bertanggung jawab atas pemikiran strategis—untuk kembali aktif dan mengurangi dominasi sistem limbik yang mendorong respons reaktif.