Mohon tunggu...
Mustafa YuliSaputra
Mustafa YuliSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA IAIN PALANGKA RAYA

Menjadi Pribadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengaruh Demonstrasi Efek Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian Indonesia Menurut Pandangan Islam

27 November 2022   16:44 Diperbarui: 29 November 2022   16:53 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Setelah kita melihat bagaimana demontration effect mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, seperti apakah demontration effect dari perspektif Islam?

Berbicara tentang efek demonstrasi berarti berbicara tentang perilaku konsumen. Secara umum, konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang baik, jauh dari melarang hal-hal yang memenuhi kebutuhan manusia. 

Tujuan utama konsumsi oleh umat Islam adalah sebagai cara membantu beribadah kepada Allah. Padahal, mengkonsumsi sesuatu untuk menambah stamina dalam ketaatan taat kepada Allah akan membuat konsumsi tersebut menjadi ibadah, dan manusia akan dibalas dengan cara demikian. Namun baru-baru ini, target konsumsi telah mengabaikan dan memprioritaskan faktor permintaan, terutama ketika mereka tidak peduli apakah mereka menginginkan barang/jasa tersebut.

Prinsip dasar konsumsi Islami adalah konsumsi barang/jasa yang halal, konsumsi barang/jasa yang suci, kebaikan dan kemanfaatan, dan terakhir moderasi dan kemewahan.

Demonstrasi efek, atau yang disebut Duesenberry (1949), adalah cara negara berkembang dan berkembang meniru standar konsumsi negara kaya dan maju. Secara umum, setelah penduduk negara berkembang memahami gaya hidup masyarakat di negara maju, terutama standar gaya hidup yang cenderung konsumtif dan mewah, mereka mulai memiliki keinginan untuk meniru. Gaya inilah yang membuat perilaku konsumsi barang-barang mewah milik non-kerumunan semakin marak.

Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa perilaku demontrasi efek sangat bertentangan dengan prinsip dasar ekonomi Islam, yaitu ekses dan pemborosan, yang dilarang untuk kita sebagai umat Islam.

Menurut Ansari, perilaku konsumsi terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu kebutuhan (dhoruriyat), kesenangan (hajiyyat) dan kemewahan (tahsiniyat) dan pada tingkatan ini perilaku efek demonstrasi dalam kemewahan (tahsiniyat).

Apa yang terjadi jika pemerintah bertindak dengan demontrasi efek, efeknya jelas tidak baik untuk kesejahteraan sosial yang menjadi tujuan pembangunan ekonomi Islam, karena dampak sosial semakin nyata ketika efek demonstrasi bertindak dalam skala besar Ketimpangan Kemewahan diprioritaskan tetapi kebutuhan kesejahteraan masyarakat terabaikan, kemiskinan, inflasi dan utang negara merupakan dampak dari perilaku demontration effect yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi.

Maka sebagai umat muslim sebaiknya kita menghindari perilaku efek demonstrasi ini karena bertentangan dengan perilaku konsumsi Islam, Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti tidak menyukainya, mari kita fokus membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ini di Indonesia yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun