Mohon tunggu...
Mustafa YuliSaputra
Mustafa YuliSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA IAIN PALANGKA RAYA

Menjadi Pribadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengaruh Demonstrasi Efek Kebijakan Moneter terhadap Perekonomian Indonesia Menurut Pandangan Islam

27 November 2022   16:44 Diperbarui: 29 November 2022   16:53 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Istilah efek demonstrasi dapat dipahami sebagai gaya imitasi. Contoh gaya peniruan dalam kehidupan masyarakat adalah sekelompok orang yang sangat suka meniru gaya hidup budaya Barat atau Korea. Menurut Duesenberry (1949), demonstrasi efek adalah cara negara berkembang dan negara berkembang meniru standar konsumsi negara kaya dan negara maju. 

Secara umum, setelah penduduk negara berkembang memahami gaya hidup masyarakat di negara maju, terutama standar gaya hidup yang cenderung konsumtif dan mewah, mereka mulai memiliki keinginan untuk meniru. Gaya ini menyebabkan meningkatnya konsumsi barang-barang mewah yang tidak dimiliki oleh orang banyak.

Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan proses peningkatan pendapatan total dan pendapatan per kapita, dan pertumbuhan penduduk disertai dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi suatu negara dan distribusi pendapatan penduduk. Pembangunan ekonomi sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, begitu pula sebaliknya, pertumbuhan ekonomi akan mendorong proses pembangunan ekonomi.

Pengaruh Demonstrasi Efek terhadap Pembangunan Ekonomi

Demonstrasi efek tersebut jelas berdampak sangat negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, karena ketika masyarakat Indonesia melakukan demonstrasi efek secara besar-besaran, terjadi kenaikan tingkat impor secara terus menerus, yang berujung pada penurunan permintaan masyarakat negara tersebut. 

Tidak hanya tingkat impor yang terus meningkat dibandingkan dengan permintaan domestik, sehingga rupiah yang keluar lebih banyak daripada dolar yang masuk. Hal ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya inflasi. 

Inflasi yang tinggi mempengaruhi produksi dalam negeri dengan harga yang semakin tinggi, sedemikian rupa sehingga harga yang tinggi membuat barang-barang negara tersebut tidak mampu bersaing di pasar internasional dan tingkat ekspor menurun. Peningkatan impor yang diikuti dengan penurunan ekspor menyebabkan tidak seimbangnya arus devisa. Neraca pembayaran akan memburuk.

Perilaku demontration effect tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat saja, tetapi juga terjadi di lingkungan pemerintahan, perilaku demontration effect semacam ini terjadi pada saat pemerintahan sedang dalam keadaan berkembang, tetapi gayanya mencerminkan gaya negara maju. Kita tahu bahwa di negara maju semuanya sudah maju, mulai dari infrastruktur, bahkan teknologi, yang tidak hanya canggih, tapi juga sangat mewah. 

Hal ini menyebabkan keinginan pemerintah untuk membangun kantor pemerintahan yang mewah, kendaraan mewah dan kemewahan lainnya, yang sebenarnya tidak terlalu mendesak saat ini.

Bukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi untuk memenuhi kebutuhan suboptimal masyarakat, terutama terkait kemiskinan dan pengangguran, dua hal yang harus ditanggapi serius karena erat kaitannya dengan kesejahteraan. Alokasi dana yang buruk telah mengeringkan dana, tetapi masih banyak yang harus dilakukan, dan utang luar negeri adalah solusi yang tak terelakkan. Jelas ini semakin tidak efektif, artinya pembangunan infrastruktur tidak mendesak dan umpan balik membutuhkan waktu lama. Hal ini juga menjadi penghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Setelah kita melihat bagaimana demontration effect mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, seperti apakah demontration effect dari perspektif Islam?

Berbicara tentang efek demonstrasi berarti berbicara tentang perilaku konsumen. Secara umum, konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang baik, jauh dari melarang hal-hal yang memenuhi kebutuhan manusia. 

Tujuan utama konsumsi oleh umat Islam adalah sebagai cara membantu beribadah kepada Allah. Padahal, mengkonsumsi sesuatu untuk menambah stamina dalam ketaatan taat kepada Allah akan membuat konsumsi tersebut menjadi ibadah, dan manusia akan dibalas dengan cara demikian. Namun baru-baru ini, target konsumsi telah mengabaikan dan memprioritaskan faktor permintaan, terutama ketika mereka tidak peduli apakah mereka menginginkan barang/jasa tersebut.

Prinsip dasar konsumsi Islami adalah konsumsi barang/jasa yang halal, konsumsi barang/jasa yang suci, kebaikan dan kemanfaatan, dan terakhir moderasi dan kemewahan.

Demonstrasi efek, atau yang disebut Duesenberry (1949), adalah cara negara berkembang dan berkembang meniru standar konsumsi negara kaya dan maju. Secara umum, setelah penduduk negara berkembang memahami gaya hidup masyarakat di negara maju, terutama standar gaya hidup yang cenderung konsumtif dan mewah, mereka mulai memiliki keinginan untuk meniru. Gaya inilah yang membuat perilaku konsumsi barang-barang mewah milik non-kerumunan semakin marak.

Dari pernyataan tersebut jelaslah bahwa perilaku demontrasi efek sangat bertentangan dengan prinsip dasar ekonomi Islam, yaitu ekses dan pemborosan, yang dilarang untuk kita sebagai umat Islam.

Menurut Ansari, perilaku konsumsi terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu kebutuhan (dhoruriyat), kesenangan (hajiyyat) dan kemewahan (tahsiniyat) dan pada tingkatan ini perilaku efek demonstrasi dalam kemewahan (tahsiniyat).

Apa yang terjadi jika pemerintah bertindak dengan demontrasi efek, efeknya jelas tidak baik untuk kesejahteraan sosial yang menjadi tujuan pembangunan ekonomi Islam, karena dampak sosial semakin nyata ketika efek demonstrasi bertindak dalam skala besar Ketimpangan Kemewahan diprioritaskan tetapi kebutuhan kesejahteraan masyarakat terabaikan, kemiskinan, inflasi dan utang negara merupakan dampak dari perilaku demontration effect yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi.

Maka sebagai umat muslim sebaiknya kita menghindari perilaku efek demonstrasi ini karena bertentangan dengan perilaku konsumsi Islam, Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti tidak menyukainya, mari kita fokus membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ini di Indonesia yang tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun