Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghitung Rindu

6 Juli 2025   20:20 Diperbarui: 6 Juli 2025   20:20 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Pixabay

Jeda ini, kutuangkan kembali seteguk rindu.
saat embun tak sempat bersandar di pagi,  
saat renungan menjadi teman sunyi  
kutiriskan lagi jumpa yang tak kunjung tiba.

Pada titik-titik sajak yang menggigil
temu hadir sebagai penantian abadi,  
dan mirisnya: setiap pelukan hangat  
selalu berakhir tanpa aba-aba.

Satu dari genggaman itu akhirnya memilih melepaskan.
Kini, tiap denyut nadi bertukar isyarat:  
"Sekiranya jarak terus menulis di antara kita,
ingatlah: menghitung lembaran hari
adalah sungguh melelahkan
."


Musafar Ukba, 6 Juli 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun