Mohon tunggu...
Munirrotul
Munirrotul Mohon Tunggu... Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tirakat

2 September 2025   13:25 Diperbarui: 2 September 2025   13:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"oh aku tau, jadi kalian berdua tadi malam ibadah diaula iya kannn?" kata Udin sambil tanganya menunjuk kearah Hamid dan Haikal "Tapi Kalian ibadah apa diaula?" udin memotong penjelasan Haikal

"kami hafalan" jawab Hamid

"hafalan apa?" tanya udin lagi

"Nadhom Alfiyah, soalnya kan tanggal 16 setoran lima ratus nadhom" jawab hamid

"almaakkkk...." Kata udin sambil menepuk dahinya karena lupa akan tugas hafalan tersebut "aku lupa lagi, itu minggu depan ya? mana belum ada lima ratus nadhom hafalan ku" lanjut udin

"yaudah nanti malam ikut kita aja di aula" ajak Haikal

"tapi ngantuk lo kalo malem tu"

"yaudah kamu milih tidur malem atau milih gak naik kelas"

"iya deh iya" jawab Udin dengan nada memalas

****

Dimalam harinya selesai pengajian ba'dha 'isya para rekan-rekan santri kembali kekamar masing-masing "din nanti malam jadi ikut kan?" Haikal bertanya pada udin yang sedang menaruh kitab kedalam lemari "insyaallah ya" jawab Udin dengan mata yang sudah sayup-sayup seakan-akan ada sesuatu yang mengayuh-ayuh dimatanya "lah kok insyaallah sih din, katanya tadi mau ikut?" tanya Hamid dengan nada sedikit meninggi "gak taulah aku... ngantuk banget ini" kata Udin sambil ia mengambil bantalnya dan menaruhnya di atas tikar miliknya "ini maksudnya apa ini kok naruh bantal segala?" tanya Haikal "mau tidur bentar" jawab Udin yang akan menjatuhkan kepalanya dibantal "eitsss..... jangan" Haikal dan Hamid serempak mengatakannya sambil menahan tubuh Udin yang akan terbaring diatas tikar  "lo tuh kalo udah tidur susah dibanguninnya" protes Hamid "he'eh bener tuh" Haikal menambahi "bentar aja, ntar bangunin kalo mau hafalan" kata udin dengan mata yang sudah tertutup. Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 biasanya Haikal dan Hamid sudah menuju ke aula untuk menghafalakan nadhoman karena di jam tersebut para santri sudah banyak yang tidur sehingga suasana pesantren menjadi lebih tenang. Tapi, kali ini Haikal dan Hamid belum menuju ke aula Karena masih kesusahan membangunkan Udin yang begitu pulas tidurnya "Udin bangun din... udinnnnnn" teriak Hamid disamping telinga Udin tapi tidak ada pergerakan dari Udin "gimana ini kal, nggak bangun-bangun nih udin" lanjut Hamid yang sudah putus asa "bentar-bentar" kata Haikal sambil membuka botol yang berisikan air lalu menuangkannya ke tangan dan menyipratkannya tepat di wajah udin berkali-kali "wooooo.....wooowoo apaan ni" kata Udin sambil menangkal jatuhnya air kewajahnya dengan tangannya. Kemudian Haikal menghentikan aksinya dan Udin mengangkat kepalanya dari bantal dan duduk didepan mereka berdua "apa-apan lo kal basah semua ini, aisss bantalku juga basah itu lo" protes Udin dengan nada kesalnya "gampang besok gue jemur, sekarang ayo berangkat" ajak Haikal "kemana?" tanya udin bingung "hafalan Udinnn..." serempak haikal dan hamid yang sudah geram dengan Udin "oh iya, yaudah ayo"  kemudian  mereka berada diaula dan mencari tempat ternyaman masing-masing untuk menghafal. mereka mulai menghafalkan nadhoman dari bait satu kebait yang lain. Jam menunjukkan pukul 12.07 Haikal dan Hamid terlihat masih fokus hafalan disetiap baitnya sedangkan Udin ia terlihat sudah duduk dipojokan aula dan mata sudah mulai tertutup dan sesekali masih melihat nadhoman kemudian terlelap kemudian terbangun lagi karena ia hampir terjungkal kedepan kemudian terlelap lagi sampai begitu terus sampai entah berapa kali sampai akhirnya ia benar-benar terlelap dalam tidurnya dengan posis bersujud akan tetapi kakinya dalam posisi duduk bersila. "Udin, ayo pindah dikamar" Haikal membangunkannya dan Udin langsung terbangun dan hendak berdiri. Namun, saat menapakkan kakinya, ia merasakan seperti ada ribuan jarum kecil menusuk-nusuk. "adeh...adehh kal, kaki ku kal" kata Udin seperti akan terjatuh dan tangannya berpegangan pada lengan Haikal agar tetap berdiri "duduk dulu aja, selonjorin tuh kaki. Kesemutan kamu ini namanya" kata Haikal kemudian Haikal sengaja menyenggol kaki Udin yang kesemutan dan Udin semakin merintih kesakitan "aaaa sakit kal gila lu yaa" protes Udin. Haikal hanya tersenyum tipis kemudian datang Hamid dengan berlari kecil dan langsung memukul kaki Udin dan mengajak Udin pulang tanpa bersalah  "ayo din pulang" "Akhhhhh....." teriak Udin sekencang-kencangnya dengan sigap haikal langsung membungkam mulut Udin agar tidak membuat kebisingan sehingga memancing kemarahan pengurus Qism Al-Amni "sakit woiiii" rintih Udin setelah mulutnya telepas dari bungkaman tangan haikal. "Ini jam berapa sih?" tanya Udin yang masih menahan rasa kesemutan yang menjalar dikakinya "jam setengah dua" jawab Haikal "hah...cepet banget udah jam setengah dua gue baru dapet dua bait" kata Udin "lah elo dari tadi tidur aja sih" balas Hamid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun