Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Piknik di Ci Joglo Semar, CatPer 12

2 September 2019   19:42 Diperbarui: 2 September 2019   19:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Arjuna Wijaya Boyolali. Dokpri

4. Boyolali

Boyolali terkenal dengan sebutan Kota Susu. Berada di timur dua Gunung. Merapi dan Merbabu.

Udaranya sejuk, menjadikan Boyolali wahana yang cocok untuk usaha bidang persapian. Untuk penggemukan Sapi potong. Atau usaha Sapi Perah. Patung Sapi menjadi ikon mencolok di kota ini. Boyolali memang kota Susu. Mengkonsumsi susu segar Boyolali sangat sehat. Tambah nikmat lagi di barengi dengan melahap Roti Bakar hangat saat malam malam sejuk.

Selain Susu, pemandangan indah di wilayah ini  menghadirkan daya tarik tersendiri. Jalur terkenal BSB ( Boyolali Sela Borobudur) adalah pilihan wisata menelusur alam yang cukup elok.

Dari Boyolali menuju Borobudur, kendaraan akan menerobos Merapi Merbabu pass. Melintasi jalur di sela sela pertemuan lereng Merapi dan Merbabu. Wilayah Sela atau wilayah diantara dua gunung. Menyajikan Panorama eksotis tak terlupa. Daerah Sela juga menjadi base camp pendakian Gunung Merapi dari arah utara. Sedangkan Kinahrejo desa Almarhum Mbah Marijan adalah base camp pendakian Merapi dari sisi selatan.

Beberapa tahun lalu, Saya bermobil melintasi jalur ini diwaktu senja. Saat Matahari berpesta warna di kedua gunung menjulang itu. Perjalanan sore dalam naungan lembayung jingga.

Di jalur ini juga akan ditemui desa kreatif, Desa Cepogo. Sentra produksi kerajinan berbahan Tembaga dan Kuningan. Penduduk disini memiliki keahlian mengolah bahan bahan keras itu menjadi barang fungsional. Juga barang barang seni. 

Pintu, Jendela, Lampu gantung, Kubah Masjid, Pilar, Kaligrafi, hiasan hiasan lainnya dari Tembaga dan Kuningan yang indah buatan Cepogo beredar tidak hanya di dalam negeri. Namun juga di ekspor ke Prancis, Itali, Belanda, Amerika juga ke Timur Tengah, dll. Cepogo adalah Sentra Ekonomi kreatif yang perlu terus didukung dan dikembangkan.

Selain itu, wilayah Boyolali juga terkenal dengan mata air mata air atau Umbul alam yang jernih dan menyegarkan. Diantaranya adalah Umbul Tlatar, Pengging dan masih beberapa lagi.

Bisa dibilang, Boyolali adalah kota Kabupaten dengan berbagai wajah dan daya tarik wisata.

Nama Boyolali sendiri konon diberikan oleh Ki Ageng Pandan Aran. Ketika dalam pengembaraannya dari Semarang menuju Bayat Klaten, menunggu keluarganya di wilayah ini. 

Duduk diatas batu, menanti isteri dan anaknya yang tak kunjung menyusul. Baya pada lali? Ki Ageng bertanya tanya, Apa mereka pada lupa? Para pengikutnya mendengar itu. Jadilah wilayah itu disebut Boyolali.

Kalau sekarang ini ada plesetan yang sering menyebut Crocodile forget, Buaya lupa sebagai terjemahan Boyolali tidak tepat. Tentu itu hanya sebagai bahan guyonan, pemancing efek tawa. Sebagaimana menyebut tidur tidur Ayam dengan sleep sleep chiken.

Siang masih terik ketika kami masuk kota Boyolali. Agenda kali ini  tidak akan mengunjungi ranch Sapi atau ke Desa Tembaga Cepogo. Kami langsung menuju bundaran patung Kuda di dalam kota.

Patung Kuda Arjuna Wijaya, adalah ikon baru kota susu. Selain patung Sapi yang sudah terlebih dahulu berdiri.

Patung Kereta  dikendarai Arjuna dengan Kusir Kresna berada di Simpang Lima Boyolali. Diresmikan tahun 2015. Kereta  ditarik empat belas Kuda berbahan tembaga. Memanjang terlihat megah dan indah di Bundaran.

Patung itu pasti adaptasi dari momen ketika Arjuna menuju medan laga Kurusetra dalam Epos Maha Bharata. Karya Mpu Wyasa.

Arjuna berangkat untuk bertarung  menghadapi saudara saudara sedarah. Termasuk Karna saudaranya satu Ibu. Maha Bharata adalah kisah Perseteruan saudara sedarah, Wangsa Bharata.

Tahu akan bertarung dengan saudara sendiri, Arjuna berangkat penuh keraguan. Akhirnya Kresna titisan Dewa Wisnu yang harus menjadi Sais atau kusirnya.

Di momen keberangkatan menuju medan laga  ini, lahirlah serat atau buku syair yang abadi hingga kini. Berjudul Bhagawat Gita atau Nyanyian Kesempurnaan. Berisi nasihat Kresna kepada Arjuna saat mengendara Kereta. Tentang keraguan, persaudaraan, pengabdian, perjuangan, Tanah Air, pasrah, rela, peperangan dsb. Tentang bagaimana menjalani kehidupan yang benar dan sejati sehingga terbebas dari derita Dunia serta bermanfaat kepada liyan.

Momen Bhagawat Gita yang asli dari India itu diabadikan di Bundaran Boyolali. Patung Kereta Arjuna Wijaya.

Menatap patung perunggu kecoklatan megah, terik matahari Boyolali menjadi tidak terasa panas lagi. Hanya ada rasa kagum dan apresiasi kepada para penggagas, seniman perancang  dan juga para tukang serta buruh yang mengerjakan monumen itu.

Usai berlama lama menatapi dan memotreti kereta perunggu, kami menyusuri pedestrian bundaran. Menuju pojokan diseberang jalan.

Ingin membuktikan promosi seorang teman. Konon di pojokan itulah warung Iga Bakar terenak di Indonesia berada. Iga Bakar pak Wid.

Dokpri
Dokpri
Warung Sop Iga pak Wid Boyolali. Dokpri
Warung Sop Iga pak Wid Boyolali. Dokpri
Jam menunjukan pukul dua siang. Warung kayu dipojokan itu masih ramai pengunjung. Jalan didepannya, berjejer mobil mobil  pengunjung berparkir.Menapaki undakan warung, aroma sedap berhembus menyongsong. Aroma Iga Bakar berlumur kecap manis berpadu bawang putih.

Iga Bakar, Iga Penyet, Babat Gongso adalah pilihan menu favorit yang harus dicoba. Ternyata promosi temanku itu tidak bohong. Iga Sapi empuk dengan rasa  agak manis itu renyah dan welcome, menerima gigitan pertamaku. Selanjutnya adalah berkobarnya angkara, dengan lahap memuliakan tenggorokan dan perut.

Warung Iga Bakar pak Wid Boyolali memang layak dicoba oleh siapapun yang berkunjung ke kota Susu ini. Barangkali  menjadi pesaing berat dengan Iga Bakar di sudut Panakukang kota Makassar. Kalau harus menentukan mana Iga bakar terenak di Indonesia.

Seruputan wedang tape hangat menjadi penutup makan siang Ekonomis dengan rasa berbintang bintang ini. Kami meninggalkan warung kayu antik ini menuju tempat wisata lain yang baru di kota ini.

Tidak jauh dari bundaran kereta Arjuna, di alun alun lor Boyolali berdiri  Seven wonders of the world. Di dua lokasi.

Di dua lokasi itu kita temui miniatur Borobudur, Taj Mahal, Sphinx, Piramida Inca. Juga miniatur menara Eiffel, Pisa dan Liberty.

Meskipun belum seratus persen selesai, namun cukup memadai  menjadi spot untuk ajang berfoto foto.

Tentu harus kita apresiasi Pemda Boyolali, yang penuh semangat berupaya mempercantik kotanya dengan monumen monumen kreatifnya.

Boyolali memang oke.

Dokpri
Dokpri
Seven wonder di Boyolali. Dokpri
Seven wonder di Boyolali. Dokpri
      Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun