Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan dan Keadilan untuk Anak

30 Maret 2023   12:21 Diperbarui: 3 April 2023   08:40 3662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar, siswa belajar calistung. (sumber: shutterstock via kompas.com) 

Celakanya, masuk sekolah dasar justru harus bisa calistung. Efek dominonya adalah orangtua menuntut lembaga PAUD untuk bisa menjamin anaknya lolos kemampuan calistung sebelum masuk SD. Dampaknya, TK/PAUD yang tidak bisa memberikan garansi bakal sepi peminat. Tidak menjual!

Pendidik PAUD pun terjebak dalam kegundahan, tarik menarik antara idealisme dan kebutuhan akan siswa yang mendaftar.

Alhasil, standar keberhasilan anak sekolah PAUD dinarasikan sebagai anak yang lancar calistungnya. Les-les calistung untuk anak usia dini pun bertebar dimana-mana. Bayangkan, anak usia lima tahun pergi les! 

Seakan lupa, bahwa prinsip perkembangan anak bukanlah lebih cepat lebih baik, tapi berkembang sesuai tahapannya.

Kebijakan penghapusan calistung sebagai syarat tes dapat menjadi angin segar atas kegundahan-kegundahan diatas. Tentu tak cukup hanya disitu. Gayung perlu bersambut. Bila anak tidak wajib bisa calistung, maka tentu pembelajaran di jenjang awal sekolah dasar perlu pula disesuaikan.

Proses pembelajaran dan materi serta bahan belajar ditransformasi agar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan belajar anak usia dini. 

Hal ini menjadi penting karena fase awal sekolah dasar sesungguhnya adalah masa transisi. Bila tidak dikemas dengan baik, maka shock culture persekolahan untuk anak tak pelak akan terjadi.

Bayangkan, beralih dari masa belajar yang penuh keceriaan, tralala trilili, tepuk-tepuk, nyanyi-nyanyi, belajar alam, menuju situasi belajar dengan kelas dan kursi berbaris, duduk tenang sepanjang hari, dan PR menanti, tentu akan berat sekali.

'Ha? Kok tidak ada mainan?'

'Ah, tak seru. Tak bisa main!'

Demikan kira-kira respon awal anak lulusan PAUD yang masuk sekolah dasar. Hakikatnya, anak usia 6 hingga 7 tahun masih tergolong pada anak usia dini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun