Mohon tunggu...
Muharningsih
Muharningsih Mohon Tunggu... Pengurus IGI Kab. Gresik-Pengurus KOMNASDIK Kab. Gresik-Editor Jurnal Pendidikan WAHIDIN

Linguistik-Penelitian-Sastra-Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Datangi Psikolog: Emang Boleh Setakut Itu?

8 Januari 2024   23:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   13:59 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi psikologis orang dewasa (freepik.com/shurkin_son)

Saat sekolah keluarkan kebijakan alih kasus ke psikolog. Takut, tidak mau ribet, dan sudah pasrah ke sekolah dengan harapan anaknya yang sedang mengalami masalah dapat secara mudah diselesaikan oleh guru BK (Bimbingan Konseling) dan tim kesiswaan. 

Kiranya inilah rangkuman saya terhadap orang tua siswa seputar mitos-mitos datangi psikologi. 

Mindset konsultasi ke psikolog dianggap gila

Dipungkiri atau tidak, sebutan orang gila telah melekat pada seseorang yang sering berkunjung ke psikologi maupun psikiater. 

Sebutan gila menurut medis dan psikologi yaitu schizophrenia gangguan mental dengan salah satu gejalanya mengalami halusinasi, mendengarkan bunyi yang sejati fana dan melihat sesuatu yang tidak nampak. 

Riilnya pergi ke psikologi tidak berarti kamu gila. Psikolog akan membantumu secara profesional guna mengatasi apa penyebab keluh kesahmu.

Lambang psikolog by canva (Dokpri)
Lambang psikolog by canva (Dokpri)

Hasil wali murid saya pasca berkunjung ke psikolog membuat hati seorang ibu lega. Awal pertemuannya bersama psikolog di ruangan privasi. 

Siklus observasi data, mulai dari ngobrol salah satu sumber. Jika terdapat sumber lebih dari satu, maka strategi yang digunakan yaitu menggali satu per satu. 

Tahapan kedua semua sumber dikumpulkan menjadi satu pada ruangan yang sama. Psikolog akan croscek melalui kesepakatan terlebih dahulu, jadi pada sesi ini ada beberapa hal yang masih dan tidak boleh tersampaikan psikolog untuk menyatukan data. 

Pada pertemuan selanjutnya, jika belum ditemukan perkembangan, dapat mengambil data dari sumber lain yang lebih akurat. Terakhir akan diambil tindak lanjut atas refleksi kasus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun