Tidak, dengan tegas pihak-pihak yang sepakat dengan hal ini berprinsip bahwa memilih pimpinan berdasarkan kualitas.
Lantas bagaimana dengan si netral? Bagi Anda yang memilih posisi netral, pertahankan diri untuk tidak ikut campur propaganda politik yang sedang marak di kantor. Hadapi hidup tanpa ada embel-embel kata tapi!Â
Sirik dan julid jangan dibebankan pada profesional kerja
Sifat fitrah manusia punyai hal negatif. Contoh sirik dan julid. Sirik diartikan dengki, perasaan tidak senang seumpama teman kita raih kesuksesan. Sedangkan julid ditandai sifat kekanak-kanakan. Kebiasaan cari perhatian dan menyebalkan menjadi ciri khusus si julid.Â
Berani terjun ke dunia kerja, berani pula tuk hadapi segala tantangannya. Anggap angin berlalu seandainya kita dapati rekan kerja sirik dan julid kepada kita. Jangan sesekali membalas dengan kebencian. Yakini bahwa semua capaian berupa garis rejeki dari Tuhan.
Terapkan prinsip, datang-kerja-gajian-pulang
Adakah pembaca atau Kompasianer pegang prinsip datang-kerja-gajian-pulang? Terasa jauh dari kata tekanan, makian, target, progres kerja, rencana tindak lanjut, dsb.Â
Hidup dibuat santai. Nikmati pola kedatangan Anda, syukuri dan tekuni pekerjaan Anda, terima dengan riang saat gajian, dan berakhir pulang tanpa beban. Dibalik prinsip yang sudah mengakar terselip "kerja untuk ibadah, kerja bukan sebagai beban dunia".Â
Aturan tersirat maupun tersurat seharusnya bisa membawa kita pada dunia kerja sebagai bentuk anugerah Tuhan. Maka attitude berlapis mental sehat sangat diperlukan.Â
Mulailah dari hal kecil berbudaya positif untuk diri sendiri, kepada orang lain, di keluarga, hingga ke tempat kerja. Jangan pernah sepelekan perilaku verbal maupun nonverbal, jika tidak Anda akan tergerus dan terjebak pada aturan tak tertulis!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI