Seorang lanang sejati tidak mengukur kejantanannya dari otot yang besar atau suara yang lantang. Kejantanan justru dinilai dari kesabarannya menghadapi ujian hidup, keberaniannya menegakkan kebenaran, serta keikhlasannya dalam mengabdi pada keluarga dan masyarakat.
Lanang dalam Kehidupan Sosial
Di tengah masyarakat Jawa, posisi lanang erat kaitannya dengan tanggung jawab sosial. Seorang laki-laki diharapkan mampu menjadi pelindung bagi keluarganya, pengayom bagi komunitas, bahkan pemimpin yang menuntun orang lain menuju kebaikan.
Dalam struktur keluarga, peran lanang seringkali ditempatkan sebagai kepala rumah tangga. Namun, dalam filosofi Jawa, kepala rumah tangga bukan berarti penguasa yang berhak memerintah seenaknya. Sebaliknya, ia adalah sosok yang rela berkorban, mendahulukan kepentingan keluarga, serta memastikan bahwa orang-orang yang berada dalam tanggung jawabnya hidup dengan baik.
Lanang dan Kesabaran
Salah satu nilai yang sangat ditekankan dalam konsep lanang adalah kesabaran. Orang Jawa sering berkata bahwa sabar itu ngelmu gedhe (ilmu besar). Seorang laki-laki yang sabar akan mampu menghadapi gejolak hidup tanpa mudah goyah.
Kesabaran membuat seorang lanang mampu menjadi teladan. Ia tidak mudah marah, tidak gampang tersinggung, dan tidak serta-merta mengambil keputusan hanya karena dorongan emosi. Dengan begitu, ia mampu menjaga harmoni dalam keluarga maupun masyarakat.
Lanang dan Ketangguhan
Selain sabar, seorang lanang juga diharapkan tangguh. Tangguh bukan berarti keras, melainkan kuat menghadapi segala rintangan. Ia mampu berdiri tegak di tengah badai, menjaga keluarganya dalam kesulitan, serta tidak mudah menyerah ketika cobaan datang bertubi-tubi.
Ketangguhan seorang lanang justru terlihat ketika ia tetap tenang dalam tekanan, mampu menguatkan orang-orang di sekitarnya, dan tidak kehilangan arah meski hidup penuh ketidakpastian.
Lanang dalam Modernitas
Seiring perkembangan zaman, makna lanang tentu mengalami pergeseran. Dalam kehidupan modern, laki-laki tidak lagi selalu ditempatkan sebagai satu-satunya pemimpin atau penanggung jawab. Namun, nilai-nilai yang terkandung dalam filosofi lanang tetap relevan.
Di tengah dunia yang serba cepat, seorang lanang tetap dituntut untuk bersikap tenang agar tidak terjebak pada keputusan gegabah. Di tengah arus digital yang penuh dengan distraksi, seorang lanang tetap harus mampu memilah mana yang bermanfaat dan mana yang menjerumuskan.
Filosofi LAkune teNANG menjadi semakin penting, karena justru di era ini, ketenangan adalah kelebihan yang jarang dimiliki.
Menjadi Lanang Sejati
Menjadi lanang sejati bukan sekadar persoalan jenis kelamin. Â Menjadi lanang sejati adalah perjalanan hidup untuk menemukan ketenangan, menumbuhkan kesabaran, memupuk ketangguhan, serta menjalankan tanggung jawab dengan ikhlas.