Selain itu, penting juga untuk mulai menetapkan batasan. Belajar berkata "tidak" kepada hal-hal yang menguras energi, dan fokus pada hal-hal yang memberi makna. Dunia tak akan runtuh jika kita mengambil jeda. Pekerjaan bisa menunggu, namun kesehatan mental kita tidak bisa.
Menggerakkan tubuh juga memberi dampak besar. Aktivitas fisik seperti yoga, jogging, atau bahkan membersihkan kamar bisa mengurangi hormon stres dan meningkatkan perasaan positif. Begitu pula dengan menjaga pola makan dan tidur. Hal-hal dasar yang sering dilupakan, padahal menjadi fondasi bagi stabilitas emosi.
Terakhir, jangan lupakan kekuatan spiritualitas atau kebermaknaan. Bagi banyak orang, berdoa, meditasi, atau merenung menjadi cara untuk kembali terhubung dengan diri sendiri. Ketika dunia luar terasa terlalu bising, kadang kita hanya butuh menenangkan hati dan mengingat kembali: untuk apa kita menjalani semua ini?
Kelelahan emosional bukanlah kelemahan. Ia adalah alarm yang memberitahu bahwa kita terlalu lama mengabaikan suara hati. Dalam masyarakat yang kerap menilai kita dari seberapa produktif kita bekerja, butuh keberanian untuk berhenti dan berkata: "Aku lelah. Aku butuh istirahat."
Dan itu tidak apa-apa.Â
Salam sehat dan bahagia untuk semua
Referensi
Healthline. Emotional Exhaustion: What It Is and How to Treat It. Diakses melalui: https://www.healthline.com/health/emotional-exhaustion#symptoms
Mayo Clinic Health System. Emotional exhaustion: When your feelings feel overwhelming. Diakses melalui: https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/emotional-exhaustion-during-times-of-unrest?utm_source=chatgpt.com
Calm. Emotional exhaustion: 10 tips to relieve emotional burnout. Diakses dari: https://www.calm.com/blog/emotional-exhaustion
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI