2. Penerapan Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional menjadi pendekatan yang sangat relevan dalam konteks desa. Model ini menekankan pentingnya inspirasi, motivasi, dan perhatian terhadap pengembangan individu. Menurut Wibowo (2020), kepala desa yang menerapkan pendekatan transformasional mampu menciptakan perubahan perilaku masyarakat, meningkatkan semangat partisipasi, serta membangun kepercayaan melalui tindakan nyata. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk pelibatan langsung pemimpin dalam program pelatihan atau pemberian insentif bagi masyarakat yang aktif dalam kegiatan peningkatan kapasitas.
3. Kepemimpinan Situasional dan Adaptif
Hersey dan Blanchard (2012) mengembangkan teori kepemimpinan situasional yang menekankan pentingnya penyesuaian gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat kesiapan dan kematangan pengikut. Di desa, di mana masyarakat memiliki latar belakang sosial, pendidikan, dan ekonomi yang beragam, pendekatan ini sangat penting. Nasir, Basalamah, dan Zulkifli (2020) menambahkan bahwa kepemimpinan yang adaptif memungkinkan pemimpin untuk menavigasi berbagai tantangan seperti resistensi perubahan, dinamika sosial, dan krisis ekonomi lokal.
4. Strategi Partisipatif dan Inklusif
Strategi kepemimpinan yang berbasis partisipatif memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pelaksanaan program. Northouse (2018) menyatakan bahwa partisipasi aktif masyarakat memperkuat rasa memiliki dan mempercepat keberhasilan program. Dalam praktiknya, kepala desa dapat membentuk forum musyawarah warga, mendirikan kelompok kerja, serta mendorong kolaborasi antarwarga dalam kegiatan pengembangan SDM. Ini menciptakan transparansi, kepercayaan, dan komitmen kolektif.
5. Integritas, Keteladanan Moral, dan Nilai Pancasila
Menurut Yamin (2020), strategi kepemimpinan yang efektif harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etika, khususnya yang berakar pada Pancasila. Pemimpin desa yang jujur, adil, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan akan menjadi teladan bagi masyarakat. Strategi ini memperkuat stabilitas sosial dan meningkatkan kepercayaan terhadap kepemimpinan desa, yang pada gilirannya mendukung keberhasilan program pembangunan SDM.
6. Penguatan Strategi Berbasis Potensi Lokal
Pemanfaatan potensi lokal menjadi bagian penting dari strategi kepemimpinan di desa. Suprihatin (2019) menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal seperti pertanian, kerajinan, atau ekowisata mampu memperkuat daya saing SDM desa. Kepala desa dapat menjalin kemitraan dengan lembaga pelatihan, universitas, atau perusahaan lokal untuk mengembangkan program pelatihan yang sesuai dengan karakteristik desa.
7. Kolaborasi Multi-Stakeholder