Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menikmati Kesadaran Makan Agar Tidak Kalap Saat Sahur dan Berbuka Puasa

10 Maret 2025   00:00 Diperbarui: 9 Maret 2025   23:56 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa Ramadhan bukan sekadar ibadah menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momentum mendidik diri dalam pengelolaan konsumsi makanan dengan penuh kesadaran. Banyak dari kita cenderung kalap saat berbuka puasa, terutama setelah seharian menahan lapar dan haus. Kebiasaan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga menghilangkan nilai spiritual yang seharusnya diperoleh dari puasa. Mindful eating atau makan dengan kesadaran penuh, menjadi prinsip penting yang perlu diterapkan agar makanan yang kita konsumsi benar-benar memberi manfaat bagi tubuh.

Mindful eating mengajarkan kita untuk mengenali rasa lapar yang sesungguhnya dan membedakannya dari lapar emosional. Lapar fisik adalah sinyal alami tubuh yang membutuhkan energi, sedangkan lapar emosional lebih banyak dipicu oleh kebiasaan, stres, atau godaan visual. Ketika waktu berbuka tiba, kita harus melatih diri untuk tidak serta-merta memenuhi piring dengan makanan berlebihan hanya karena lapar mata.

Di masyarakat kita, takjil seringkali identik dengan gorengan dan makanan manis. Tradisi ini memang telah melekat, tetapi perlu disadari bahwa konsumsi berlebihan terhadap jenis makanan ini bisa memicu lonjakan gula darah yang tidak stabil. Setelah berjam-jam berpuasa, tubuh lebih membutuhkan makanan bernutrisi untuk mengembalikan keseimbangan metabolisme, bukan sekadar pemuas dahaga sesaat.

Islam mengajarkan pola makan yang seimbang dan tidak berlebihan. Rasulullah SAW mencontohkan bagaimana berbuka dengan kurma dan air putih, sebuah kombinasi sederhana namun kaya manfaat. Kurma memberikan energi instan karena kandungan gulanya yang alami, sementara air membantu hidrasi tubuh secara perlahan. Prinsip ini sejalan dengan ilmu gizi modern yang menekankan pentingnya makanan yang tidak membebani sistem pencernaan secara tiba-tiba.

Dalam konteks sahur, mindful eating juga sangat penting. Makan sahur bukan berarti harus mengonsumsi makanan dalam jumlah besar agar kenyang lebih lama. Sebaliknya, memilih makanan dengan kandungan serat tinggi seperti buah, sayuran, dan protein berkualitas lebih efektif dalam menjaga energi sepanjang hari. Konsumsi air putih yang cukup juga harus diperhatikan agar tubuh tetap terhidrasi selama puasa.

Kesalahan umum saat sahur adalah mengandalkan makanan tinggi karbohidrat sederhana dan garam, seperti mie instan atau makanan olahan cepat saji. Padahal, makanan jenis ini cenderung membuat tubuh cepat lapar dan haus. Sebagai gantinya, makanan yang mengandung lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, dan protein hewani bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk ketahanan energi.

Selain pemilihan makanan, kecepatan saat makan juga perlu diperhatikan. Seringkali kita makan dengan terburu-buru, baik saat sahur maupun berbuka, tanpa benar-benar menikmati setiap suapan. Mengunyah dengan baik membantu pencernaan bekerja lebih optimal, mengurangi risiko gangguan lambung, dan memberi waktu bagi tubuh untuk mengenali rasa kenyang dengan lebih baik.
Berpuasa juga mengajarkan kita tentang pengendalian diri, termasuk dalam hal konsumsi makanan. Islam sangat menekankan pentingnya keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam pola makan. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah manusia memenuhi suatu bejana yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menegaskan bahwa makan secukupnya lebih utama dibandingkan makan berlebihan.
Selain memperhatikan pola makan, kita juga perlu memastikan kecukupan nutrisi agar tubuh tetap sehat selama Ramadhan.

Konsumsi buah dengan kadar air tinggi seperti semangka, mentimun, dan jeruk sangat dianjurkan untuk membantu hidrasi tubuh. Sumber protein seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak juga mendukung pemulihan energi dengan lebih efektif. Mindful eating bukan hanya sekadar tentang apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana kita mengapresiasi makanan. Menghargai makanan dengan cara menyadari rasa, tekstur, aroma, dan sensasinya akan membantu kita lebih menikmati setiap suapan dan menghindari makan berlebihan. Selain itu, mensyukuri setiap makanan yang dikonsumsi juga bagian dari ibadah.

Puasa bukan hanya mengubah pola makan, tetapi juga kesempatan untuk merefleksi gaya hidup secara keseluruhan. Dengan menerapkan mindful eating, kita tidak hanya menjaga kesehatan fisik tetapi juga membangun kesadaran spiritual yang lebih dalam. Makan bukan sekadar aktivitas rutin, melainkan bentuk penghormatan terhadap tubuh yang telah diberi oleh Allah. Ramadhan mengajarkan kita untuk hidup lebih sederhana dan tidak berlebihan. Mempraktikkan mindful eating membantu kita untuk lebih selektif dalam memilih makanan yang berkualitas, tidak hanya demi kesehatan, tetapi juga demi menjaga nilai-nilai keadaban dan keseimbangan yang diajarkan dalam Islam.

Dengan memahami pentingnya makan secara sadar, kita dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih baik. Tidak hanya tubuh yang sehat, tetapi juga jiwa yang lebih tenang dan terkoneksi dengan makna spiritual Ramadhan. Mari jadikan Ramadhan ini sebagai momentum untuk menerapkan kebiasaan makan yang lebih bijak, seimbang, dan penuh kesadaran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun