Apakah harus bangga jika keluar dari zona nyaman? Apakah harus meninggalkan zona nyaman? Kau bilang itu bagus jika meninggalkan zona nyaman. Kau bilang kita akan terpacu untuk menampilkan yang terbaik dari diri kita. Tidak sekadar business as usual.
Maka di sinilah aku berada. Tiba-tiba sudah terjebak dalam zona tidak nyaman. Mencoba menghasilkan yang terbaik setelah memeras otak, dan masih berpikir kala mata terpejam. Dan ketika bangun dengan badan terasa pegal, otakku langsung bekerja berpikir menangani segala hal yang dibebankan.
Dalam segala pepat pikiran, rasa kangen pada masa lalu sering kali muncul. Ketika zona nyaman merengkuh dalam dunia yang menyenangkan, namun ternyata tak bisa selamanya abadi. Ketika aku mengira sedang bekerja, ternyata aku seolah-olah sedang bermain-main, karena semua berjalan sesuai dengan keinginanku.
Lalu tiba-tiba waktu membawaku kembali ke zona tidak nyaman ini. Masalah itu bukan untuk dihindari, namun untuk dihadapi dengan penuh percaya diri. Kalimat-kalimat motivasi yang sering kuucapkan untuk anakku, sekarang seperti kalimat basi. Mengucapkan itu memang semudah itu. Melaksanakannya adalah hal lain.Â
Dan tak ada yang dapat kulakukan selain menjalankannya dan berdoa agar semua baik-baik saja. Agar semua berjalan lancar seperti yang kuinginkan. Kadang aku ingin ada kejadian yang membuat semuanya selesai. Tapi bukankah aku selalu mengatakan aku bukan penyihir? Hanya Allah yang dapat mengubah semua sesuai kehendak-Nya. Maka biarkan kulanjutkan ceracauku dalam sujud yang lama.
Makassar, 3 Agustus 2025. Dini hari.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI