Mohon tunggu...
Muhammad Irfan Maulana
Muhammad Irfan Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Overthinking yang Dapat Menghambat Kognitif Remaja

15 Oktober 2022   13:57 Diperbarui: 15 Oktober 2022   14:04 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebelum kita membahas lebih jauh apa pengaruh overthinking terhadap kognitif remaja. Mari kita ketahui lebih dahulu apa itu overthinking dan kognitif.

Menurut ilmu psikologi, overthinking adalah  berpikir secara terus-menerus mengenai hal yang negatif. Overthinking ini terdapat dua bentuk. Yang pertama, merenungkan kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu, misalnya kita memunculkan pikiran seperti 'kalau saja dahulu saya membuka usaha sendiri, mungkin resiko ini tidak akan pernah terjadi'. Yang kedua, kita terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan.

Sedangkan kognitif adalah semua aktifitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya.

Orang yang overthinking disebut overthinker. Nah, overthinking ini dapat membuat seseorang kekurangan rasa percaya diri dan ketenangan hati. Karena itu, overthinking ini sangat bisa berdampak terhadap kesehatan mental orang itu sendiri dan dapat menghambat proses kita untuk berkembang karena kita ragu untuk melangkah dan cemas akan masa depan.

Overthinking yaitu menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang merugikan dan overthinking bisa berupa ruminasi dan khawatir.

Ruminasi adalah kecenderungan untuk terus memikirkan hal yang telah berlalu. Merasa hari ini akan lebih baik jika kemarin melakukan suatu hal juga merupakan salah satu bentuk masa lalu. Sedangkan khawatir merupakan kecenderungan memikirkan prediksi yang negatif.

Untuk dapat mengubah kebiasaan overthinking perlu kemauan dalam diri dan tekad diri yang kuat. Di samping itu, untuk dapat mengurangi kebiasaan overthinking bisa diawali dengan menyadari apa yang sedang dipikirkan kemudian kita bisa mengarahkan atau mempikirkan ke arah yang lebih rasional.

Kecemasan dan kekhawatiran dimulai dari respons pikiran kita terhadap sesuatu hal yang berlebih.

Di samping itu, khawatir dan ruminasi jika terus muncul dapat berubah menjadi catastrophizing yang merupakan salah satu bentuk distorsi kognitif. Ketika seseorang sedang mengalami catastrophizing ia akan melebih-lebihkan dan memunculkan pikiran yang tidak rasional serta merasa tidak mendapatkan jalan keluar dan ini sangat mempengaruhi proses kita karena menghambat kognitif itu sendiri.

Sebenarnya pikiran negatif belum tentu salah, namun yang terpenting bagi kita adalah menyadari bahwa kita memiliki kendali atas pikiran tersebut. Pikiran, perasaan, dan perilaku merupakan hal yang berkaitan sehingga ketika kita mampu untuk berpikiran positif maka akan muncul perilaku yang positif. Untuk dapat berpikiran positif kita harus menilai suatu kejadian atau hal itu dimulai dari respons yang positif dahulu.

Walaupun kognitif sendiri itu lebih mementingkan proses belajarnya dari pada hasil dari proses itu. Kita harus memikirkan juga hasil dari proses yang telah kita lalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun