Mohon tunggu...
Muhammad Idhan
Muhammad Idhan Mohon Tunggu... blogger

Hay, saya ingin mempopulerkan tulisan saya Mohon bantu support nya ya Salam kenal🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

kekejaman dewan perwakilan rakyat terhadap rakyatnya

21 Agustus 2025   11:51 Diperbarui: 21 Agustus 2025   11:51 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dikursi empuk megah berlapis emas

Mereka duduk dengan senyum yang culas

Rakyat menanti janji yang ikhlas 

Namun yang datang hanya dusta yang keras.

Suara lantang kala kampanye berkomandang

Janji manis bagai bintang gemintang

Namun saat kursi sudah tergengggam

Rakyat terpinggirkan, terbuang dan terbenam.


Gedung tinggi dengan jendela kaca

Menjadi saksi janji yang hampa

Rakyat menjerit di jalanan kota

Tapi telinga mereka pura-pura tuli belaka.

Mereka bicara soal kesejahteraan

Namun rekening pribadi yang mereka tambahkan

Anggaran habis entah kemana

Rakyat kecil lapar tak bersuara.


Palu dketuk, undang-undang lahir

Istilah tajam ke rakyat miskin dan fakir

Namun lunak pada yang berharta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun