Dengan berlangganan media yang tepercaya atau mengikuti jurnalis yang memang fokus pada analisis mendalam, kita bisa mendapatkan informasi yang lebih bermakna tanpa terjebak dalam kecemasan berlebihan.
Pada akhirnya, dunia akan selalu dipenuhi berita buruk, tetapi bukan berarti kita harus terus-menerus tenggelam di dalamnya. Doomscrolling mungkin memberi kita ilusi bahwa dengan terus mengikuti berita negatif, kita menjadi lebih sadar atau lebih siap menghadapi dunia.Â
Namun, kenyataannya, kebiasaan ini justru sering membuat kita kewalahan, cemas, dan kehilangan fokus pada hal-hal yang benar-benar bisa kita kendalikan. Mengurangi doomscrolling bukan berarti kita menjadi apatis atau tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.Â
Sebaliknya, ini adalah cara untuk menjaga keseimbangan antara tetap terinformasi dan menjaga kesehatan mental. Jika kita terus-menerus terjebak dalam konsumsi berita yang penuh kecemasan, kita justru kehilangan energi untuk bertindak secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengatur pola konsumsi informasi, memilih berita yang benar-benar relevan, serta memberikan ruang bagi pikiran untuk hal-hal yang lebih positif, kita bisa keluar dari jebakan doomscrolling.Â
Dunia digital memang dirancang untuk menarik perhatian kita selama mungkin, tetapi kita tetap punya kendali atas bagaimana kita menggunakannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI