Di tengah meningkatnya kebutuhan pangan dan keterbatasan lahan di perkotaan, urban farming atau pertanian kota menjadi solusi cerdas untuk memanfaatkan pekarangan rumah. Konsep ini memungkinkan masyarakat perkotaan untuk menanam sayur, buah, dan tanaman herbal sendiri, bahkan dengan lahan yang terbatas.
Dengan menerapkan metode pertanian yang inovatif, seperti hidroponik, vertikal farming, dan budidaya dalam pot, siapa pun bisa memiliki kebun kecil di rumah tanpa harus memiliki lahan luas.
Selain sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, urban farming juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Tanaman yang ditanam di sekitar rumah dapat membantu menyerap polusi udara, mengurangi efek panas perkotaan, serta menciptakan suasana yang lebih hijau dan nyaman.Â
Lebih dari itu, kegiatan berkebun juga bisa menjadi hobi yang menyenangkan sekaligus mengurangi stres di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota. Lalu, bagaimana cara memulai urban farming di rumah? Apa saja manfaatnya dan teknik yang bisa diterapkan?Â
Urban farming menjadi tren yang semakin populer karena berbagai manfaatnya, baik dari segi ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan. Dengan menanam sendiri sayuran, buah-buahan, atau rempah-rempah di pekarangan rumah, keluarga dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli bahan makanan di pasar.Â
Selain itu, hasil tanaman yang ditanam secara organik tentunya lebih sehat karena bebas dari bahan kimia berbahaya seperti pestisida. Praktik urban farming juga memberikan keuntungan jangka panjang dalam hal ketahanan pangan keluarga, mengurangi ketergantungan pada pasokan luar, dan memungkinkan masyarakat untuk memiliki akses langsung ke makanan yang segar dan bergizi.
Di sisi lingkungan, urban farming berperan dalam menciptakan ruang hijau di tengah padatnya bangunan perkotaan. Tanaman yang ditanam dapat membantu menyaring udara, mengurangi polusi, dan menyerap karbon dioksida yang dihasilkan oleh kendaraan dan industri.Â
Aktivitas berkebun juga berkontribusi dalam mengurangi efek pulau panas perkotaan (urban heat island), di mana suhu di kota bisa lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya yang lebih terbuka dan hijau.
Selain itu, urban farming memberikan peluang bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan alam, meskipun mereka tinggal di tengah kota. Berkebun dapat menjadi kegiatan yang menenangkan dan memperbaiki kesejahteraan mental, mengingat banyak orang yang merasa stres dengan kesibukan kota.Â
Menanam tanaman di rumah juga memberi kesempatan untuk terhubung dengan proses alam, menghargai siklus hidup tanaman, dan belajar lebih banyak tentang bagaimana pangan diproduksi.
Jenis Tanaman yang Cocok untuk Urban Farming
Tidak semua tanaman cocok untuk dibudidayakan di area perkotaan. Beberapa faktor seperti keterbatasan lahan, polusi udara, serta kualitas tanah menjadi pertimbangan penting dalam memilih jenis tanaman yang tepat.Â
Oleh karena itu, penting untuk memilih tanaman yang dapat tumbuh dengan baik meskipun dalam kondisi lingkungan yang terbatas atau kurang ideal. Beberapa tanaman memiliki ketahanan terhadap polusi dan perubahan cuaca yang lebih baik, sementara yang lain mungkin lebih rentan terhadap stres lingkungan.
Tanaman yang membutuhkan banyak ruang dan sinar matahari langsung mungkin tidak cocok untuk pekarangan kecil atau area yang tertutup oleh bangunan tinggi.Â
Sebaliknya, ada beberapa jenis tanaman yang lebih adaptif dan dapat tumbuh dengan baik di ruang terbatas, seperti sayuran daun, tanaman herbal, atau tanaman yang dapat ditanam secara vertikal.
Selain itu, memilih tanaman yang tahan terhadap kondisi perkotaan, seperti pencemaran udara dan suhu yang lebih tinggi, juga sangat penting. Beberapa tanaman, seperti tomat cherry, cabai, selada, atau kangkung, cukup tangguh dan dapat tumbuh dengan baik di lahan sempit atau di pot, bahkan di sekitar area yang memiliki polusi tinggi.Â
Tanaman semacam ini juga tidak membutuhkan perawatan yang rumit, menjadikannya pilihan yang ideal untuk pemula yang baru memulai urban farming.
Teknik Urban Farming yang Bisa Dicoba
Ada beberapa metode urban farming yang bisa diterapkan, tergantung pada luas lahan yang tersedia, kondisi lingkungan, dan jenis tanaman yang ingin dibudidayakan.Â
Metode-metode ini memungkinkan masyarakat untuk tetap bisa bercocok tanam meskipun tinggal di daerah perkotaan yang padat dan terbatas ruang.Â
1. Vertikal Farming
Teknik ini cocok untuk lahan sempit. Tanaman ditanam dalam susunan bertingkat atau ditempel di dinding menggunakan pipa atau rak tanaman.
2. Hidroponik
Metode bertani tanpa tanah, menggunakan air yang mengandung nutrisi sebagai media tanam. Cocok untuk rumah dengan lahan terbatas.
3. Aquaponik
Kombinasi antara hidroponik dan budidaya ikan. Air dari kolam ikan digunakan sebagai nutrisi bagi tanaman, sementara tanaman membantu menyaring air bagi ikan.
4. Kebun dalam Pot atau Polybag
Untuk yang memiliki lahan terbatas, menanam dalam pot atau polybag bisa menjadi pilihan. Media tanam ini fleksibel dan bisa ditempatkan di teras atau balkon.
Tips Memulai Urban Farming di Rumah
Untuk sukses dalam urban farming, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pilih lokasi yang mendapat cukup sinar matahari agar tanaman bisa tumbuh dengan baik.
- Gunakan media tanam yang subur, seperti campuran tanah, pupuk kompos, dan sekam bakar.
- Pilih tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan, baik dari segi iklim maupun ruang yang tersedia.
- Rutin menyiram dan memberikan nutrisi agar tanaman tumbuh dengan optimal.
- Manfaatkan limbah organik sebagai pupuk kompos untuk menjaga kesuburan tanah.
Kesimpulan
Urban farming adalah solusi praktis dan berkelanjutan bagi masyarakat perkotaan untuk memanfaatkan pekarangan rumah secara produktif. Dengan metode yang tepat, meskipun memiliki lahan terbatas, siapa pun bisa menanam sayuran, buah, dan rempah yang sehat, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih hijau.Â
Selain meningkatkan ketahanan pangan keluarga, urban farming juga membantu mengurangi polusi dan memberikan ruang untuk relaksasi di tengah kesibukan kota. Ini adalah langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar bagi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan di perkotaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI