Bakteri fotosintesis adalah mikroorganisme unik yang bisa memanfaatkan sinar matahari untuk hidup, mirip dengan tanaman. Bedanya, kalau tanaman biasanya hanya efektif menyerap cahaya pada pagi atau sore hari, bakteri fotosintesis justru bisa bekerja maksimal di siang hari ketika sinar matahari sedang terik. Karena sifat inilah, bakteri ini sering dimanfaatkan sebagai pendukung alami untuk membantu tanaman tumbuh lebih sehat dan hasil panen lebih baik.
Salah satu jenis bakteri fotosintesis yang sering digunakan adalah Rhodobacter spaeroides, atau bakteri ungu. Ia punya pigmen khusus yang bisa menangkap cahaya matahari dan mampu bertahan hidup di berbagai lingkungan. Kehadirannya bisa memperkuat batang tanaman, menumbuhkan akar lebih subur, bahkan membantu tanaman lebih cepat berbunga.
Menariknya, bakteri ini bisa dibuat sendiri dengan cara yang sederhana, bahkan menggunakan bahan-bahan yang ada di dapur. Prosesnya mirip seperti fermentasi.Â
Pertama, siapkan satu butir telur (ayam atau bebek) dan satu sendok makan MSG atau penyedap rasa. Campurkan keduanya hingga rata, lalu masukkan ke dalam botol bekas berisi satu liter air bersih.Â
Setelah itu, tutup rapat botol dan kocok hingga larutan terlihat keruh. Botol kemudian diletakkan di bawah sinar matahari langsung selama lima belas hingga tiga puluh hari.Â
Selama proses itu, sinar matahari akan membantu bakteri berkembang. Tanda bahwa bakteri sudah tumbuh dengan baik adalah ketika larutan berubah warna menjadi merah.
Setelah jadi, larutan ini bisa digunakan dengan cara mencampurkan satu liter biang bakteri ke dalam dua puluh liter air bersih. Semprotan larutan bakteri ini sebaiknya diberikan pada tanaman di siang hari, karena pada waktu itulah bakteri aktif bekerja dan membantu meningkatkan laju fotosintesis tanaman.