Hadyan mengangkat tangan. Aku mengangguk mempersilahkan Hadyan menceritakan. "jadi waktu aku lagi bersih-bersih lemari tiba-tiba Azka nyenggol minuman yang kubuat kak, minumannya tumpah lalu kena bajuku yang kutaruh di lantai, lihat itu", dia menunjuk pakaiannya yang terlihat basah kecoklat-coklatan. "Azka sengaja kak~".
"Gak sengaja", potong Azka." Kan tadi aku udah bilang gak sengaja kok kamu fitnah terus sih, bukannya~"
"Siapa yang fitnah!", Hadyan balas memotong juga. "emang kamu sengaja nyenggol kok~".
"apaan sih". Azka berusaha memukul Hadyan, langsung kutangkap tangannya.
"sudah selesai debatnya?", tanyaku dingin pada mereka berdua. "terlepas dari siapapun yang salah. Kalian berdua saudara dan sesama saudara tidak baik bertengkar. Kakak gak suka di kamar ini ada yang bertengkar. Dan kalian"aku menunjuk enam belas anak yang berada dibelakang Azka dan Hadyan, "bukan malah melerai malah ikut mengadu. Baik nggak kayak gitu?".
"nggak kak" jawab mereka kompak.
"terus kenapa masih dilakukan kalau itu tidak baik?". Mereka semua terdiam. "kalian berdua maju giliran".
Mereka berdua tampak ragu-ragu, "CEPAT MAJU" bentakku. Membuat mereka tergagap. Akhirnya Azka maju duluan. "mana tanganmu" dia menjulurkan kedua tangannya. PLAK...PLAK. punggung tangannya kupukul menggunakan telapak tanganku membuat dia ber aduh kesakitan  dan tangannya seketika memerah. Giliran Hadyan sekarang. PLAK...PLAK. "sekarang saling minta maaf". Mereka berdua ogah-ogahan bersalaman. "yang bener, cewek atau cowok letoy banget?". Setelah membenarkan salaman kusuruh mereka kembali berbaris seperti semula.
Aku menghembuskan nafas, "Hadyan kasihkan bajumu yang terkena minuman ke kakak. Azka ambil peralatan P3K, biar kakak yang urusi lukamu. Dan selain yang piket kamar, semua langsung naik ke kasur masing-masing, tidur. Besok kalian harus bangun pagi, paham?.
"paham kak". Akhirnya mereka bubar tanpa suara. Kuambil baju kotor Hadyan lalu kumasukkan ke emberku, kebetulan tadi sore habis cuci-cuci, jadinya kosong. Lalu ke kamar mandi dan langsung merendamnya. Sembari menunggu pakaian, aku mengurus luka lebam di sebelah mata kanannya Azka.
"kalian mau dengar kakak bercerita?" tawarku. Mereka semua bangkit terduduk antusias ingin mendengarkan. Aku tau kalau mereka sangat suka sekali dengan cerita-ceritaku, membuatku terkekeh. Tak apalah mereka tidak tidur, mungkin hanya 5 menitan. "baiklah dengarkan ini. Waktu kak Faiz masih SD, kakak punya satu kebiasaan yang buruk. Yaitu, suka mencuri".