Mohon tunggu...
Muhamad Akbar Fadhil Mubarok
Muhamad Akbar Fadhil Mubarok Mohon Tunggu... Teknik Informatika

mahasiswa Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Berkejaran dengan Waktu: Membedah Ilusi Deadline di Dunia Kode

16 Mei 2025   20:44 Diperbarui: 16 Mei 2025   20:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Software Engineering Economics & (sumber: AI)

Bagaimana keluar dari kungkungan deadline agresif tanpa melupakan realitas pasar yang gesit?

  1. Estimasi berbasis data historis -- Bukan tebakan meja rapat.  Gunakan story point velocity faktual, model ekonometrik, atau simulasi Monte Carlo.

  2. Cadangan waktu (buffer) eksplisit -- Tuliskan 15% waktu khusus remediasi.  Jika tak terpakai, jadikan ruang inovasi.

  3. Sprint bernapas -- Sisipkan cooldown sprint setiap empat iterasi: fokus refactor, dokumentasi, dan pembayaran technical debt.

  4. Crossfunctional review awal -- Libatkan QA dan DevOps saat perencanaan, bukan ketika api sudah berkobar.

  5. Transparansi biaya lembur -- Tampilkan laporan rupiah lembur di papan tim.  Angka konkret menghambat budaya 'pahlawan malam'.

Renungan untuk Praktisi & Pembelajar

  • Deadline itu kontrak sosial, bukan cambuk.  Jika semua pihak memahami harga sebenarnya, negosiasi akan lebih waras.

  • Kualitas adalah tabungan masa depan.  Menunda uji setara menunda bayar premi asuransi: kelihatannya menghemat, namun menanggung risiko rugi besar.

  • Kecepatan Tergesa.  Kecepatan sehat lahir dari proses yang stabil, otomatisasi, dan tim yang utuh, bukan dari kopi litran.

  • Ekonomi bukan musuh kreativitas.  Justru dengan angka di tangan, kita bebas bereksperimen tanpa menebar kerugian terselubung.

Mari Menggeser Paradigma

Tekanan waktu akan selalu ada---pasar tak menunggu, rival terus berinovasi.  Namun time pressure tidak harus menjelma monster.  Ia bisa diatur seperti metronom, menjaga tempo agar simfoni proyek tetap merdu.  Kuncinya: kalkulasi jernih, komunikasi terbuka, dan keberanian berkata "cukup" saat jadwal mulai merobek kualitas. Jika kita gagal menghitung, proyek akan menghitung kita.  Dan angka, seperti biasa, tidak mengenal belas kasihan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun