Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Dengan Sekeping Luka Bagian 17

2 Juni 2023   20:38 Diperbarui: 2 Juni 2023   20:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta Dengan Sekeping Luka

Oleh: Mugiarni 

Purbaningrum menggenggam tangan Aditya erat-erat, matanya penuh dengan keyakinan. "Aditya, dalam perjalanan ini, kita akan menghadapi tantangan dan kekeringan. Namun, selama kita bersama, aku percaya kita akan mampu mengatasi semuanya. Bersama, kita adalah sumber air yang tak akan pernah kering."

Aditya tersenyum lembut, menguatkan tautan cinta di antara mereka. "Purbaningrum, kamu adalah air yang memberi kehidupan pada hatiku. Dalam kebersamaan kita, aku merasa terhidrasi dan terpenuhi. Bersama, kita akan terus tumbuh dan berbuah, seiring dengan kebaikan dan kebahagiaan yang kita bagikan."

Dalam kebersamaan yang indah di tengah kebun buah yang subur, mereka berdua mengalirkan cinta mereka seperti air yang mengalir dengan kelembutan. Dalam setiap tetesnya, mereka menemukan kehidupan dan kekuatan yang mereka butuhkan.

Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka di tengah kebun buah, dengan hati yang penuh dengan rasa syukur dan semangat. Mereka tahu bahwa dalam kehidupan dan cinta, air adalah sumber kehidupan yang tak dapat diabaikan.

Saat mereka melanjutkan perjalanan di tengah kebun buah, Purbaningrum dan Aditya merasakan kehadiran yang berbeda dalam hati mereka. Keinginan untuk memiliki seorang anak mulai tumbuh dalam benak mereka, seiring dengan kebersamaan dan kebahagiaan yang mereka nikmati.

Purbaningrum berhenti sejenak, mengamati pohon-pohon yang lebat dan buah-buah yang menawan di sekelilingnya. Dia merasa hatinya terpanggil untuk memberi kehidupan baru, untuk merawat dan melihat anak-anak mereka tumbuh dan berkembang.

Dengan hati yang berdebar, Purbaningrum menoleh pada Aditya. "Aditya, dalam setiap buah yang tumbuh di kebun ini, aku merasakan keajaiban kehidupan. Aku ingin kita memiliki anak, menciptakan keajaiban yang baru dalam keluarga kita."

Aditya tersenyum dengan penuh kasih sayang. Dia bisa merasakan keinginan Purbaningrum yang mendalam dan memahami betapa pentingnya cinta dan kehidupan yang dapat mereka bagikan bersama. "Purbaningrum, aku juga merasa rindu untuk menjadi orang tua. Kita akan memberikan cinta dan perhatian kepada anak kita, seperti kita memberikan kepada kebun ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun