Sebagian orang mengenal industri perkebunan dari sisi luar: hamparan pohon kelapa sawit yang hijau, pabrik pengolahan yang modern, hingga angka ekspor yang mengesankan. Namun, di balik semua itu, ada sisi lain yang tak kalah penting untuk dibahas---yakni berbagai isu negatif yang selama ini membayangi dunia perkebunan, baik dari pemberitaan media, aktivisme lingkungan, hingga perbincangan global tentang keberlanjutan.
Sebagai seseorang yang telah mengabdikan diri lebih dari tiga dekade di sektor ini---dari menjadi asisten lapangan, manajer kebun, hingga menjabat sebagai Area Manager Agronomy---saya merasa perlu menyampaikan cerita dari sisi kami, pelaku lapangan. Cerita yang tidak banyak mendapat ruang di media, tapi menjadi kenyataan sehari-hari yang kami hadapi.
Isu Negatif Industri Perkebunan - Perspektif dari Seorang Pelaku Lapangan
Artikel ini bukanlah pembelaan membabi buta terhadap industri, melainkan refleksi jujur atas realitas, kritik, dan harapan kami terhadap masa depan perkebunan Indonesia. Tanpa bermaksud menydutkan pihak manapun, beberapa isu berikut ini menurut saya sering terjadi mulai sejak saya baru terjun ke dunia perkebunan, bahkan hingga saat ini.
1. Isu Lingkungan - Antara Kenyataan dan Stigma
Salah satu isu yang paling sering diarahkan kepada industri perkebunan adalah soal kerusakan lingkungan. Beberapa laporan yang beberapa tahun terakhir beredar di lapangan, kesemuanya menuduh industri perkebunan, khususnya perkebunan sawit sebagai sumber masalah dari deforestasi, penyebab kebakaran hutan, hingga perusak keanekaragaman hayati.
Saya tidak menampik bahwa dalam sejarahnya, memang pernah ada praktik buruk di masa lalu. Namun yang harus dipahami adalah bahwa dunia telah berubah. Saat ini, mayoritas perusahaan besar di Indonesia telah menerapkan standar lingkungan yang ketat, termasuk sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), dan sistem pengawasan berbasis teknologi.
Kebun-kebun modern kini dilengkapi dengan zona konservasi, koridor satwa, pemantauan cuaca, hingga pelatihan pekerja terkait pencegahan kebakaran. Bahkan dalam banyak kasus, perusahaan justru yang pertama kali memadamkan api di sekitar wilayah kebun saat terjadi kebakaran.
Sayangnya, perubahan-perubahan positif ini sering kali tidak mendapat tempat di media atau narasi publik. Yang diangkat tetap saja kesalahan lama atau kejadian dari oknum tak bertanggung jawab, lalu digeneralisasi seolah semua pelaku industri sama buruknya.
2. Isu Sosial - Konflik Lahan dan Ketimpangan
Konflik agraria antara perusahaan perkebunan dan masyarakat lokal menjadi satu lagi isu yang kerap mencuat ke permukaan. Â Isu-isu negatif yang sering diserukan oleh kelompok tertentu kepada industri perkebunan antara lain adalah: perampasan tanah adat, intimidasi, hingga kriminalisasi warga.