Mohon tunggu...
M Topan Ketaren
M Topan Ketaren Mohon Tunggu... Konsultan Perkebunan (Advisor) at PalmCo Indonesia

Manajer senior dengan pengalaman 31 tahun di industri perkebunan. Bekerja dengan berorientasi pada detail dan pengembangan industri perkebunan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Nilai Kerja Lebih Penting dari Sekadar Hasil?

14 Juni 2025   19:35 Diperbarui: 14 Juni 2025   19:35 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi (M. Topan Ketaren)

Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan zaman, saya sering bertanya pada diri sendiri: apakah prinsip-prinsip lama dalam bekerja masih relevan? Apakah nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan ketekunan masih punya tempat di tengah gempuran efisiensi, target, dan tekanan pasar yang semakin tinggi?

Pertanyaan-pertanyaan ini terus muncul, terutama saat saya melihat generasi muda yang masuk ke dunia kerja dengan semangat besar, namun kadang tidak tahu ke mana harus melangkah. Saya melihat banyak yang ingin cepat sukses, cepat naik jabatan, dan cepat mendapatkan pengakuan. Tapi dalam dunia nyata, terutama di industri seperti perkebunan yang penuh dengan variabel tak terduga, tidak ada yang instan.

Variabel Tak Terduga yang Jarang Diketahui Generasi Muda Saat Ini

Saya sering melihat anak-anak muda masuk ke dunia kerja dengan energi luar biasa. Tapi sering kali mereka ingin semuanya serba cepat: naik jabatan cepat, sukses cepat, hasil instan. Padahal, dalam dunia nyata---apalagi di sektor seperti perkebunan---yang paling menentukan bukan kecepatan, tapi arah dan konsistensi.

Generasi muda saat ini hidup di zaman serba instan, dan itu memengaruhi cara mereka melihat proses kerja. Saya percaya bahwa keberhasilan sejati datang dari nilai-nilai seperti disiplin, ketekunan, dan tanggung jawab yang dipupuk terus-menerus, bukan dari pencitraan atau sekadar mengikuti tren.

Saya sangat menghargai potensi anak-anak muda. Mereka cerdas, cepat belajar, dan punya akses ke teknologi. Tapi saya juga sering melihat mereka enggan untuk melewati proses dasar. Di dunia pekerjaan, apalagi di lapangan, menuntut kita untuk bersikap rendah hati. Mulailah dari dasar, rasakan tantangannya, lalu naikkan kapasitas diri secara bertahap.

Saya sudah bekerja dengan banyak lulusan terbaik, bahkan dari kampus ternama. Tapi yang benar-benar berkembang adalah mereka yang punya integritas, konsisten, dan bisa dipercaya. Nilai kerja jauh lebih menentukan masa depan daripada sekadar prestasi akademik.

Setiap generasi punya tantangan sendiri. Saya tidak ingin memaksakan standar masa lalu ke mereka. Tapi saya percaya, nilai-nilai dasar seperti kejujuran, tanggung jawab, dan sikap hormat kepada rekan kerja akan selalu relevan, apa pun bidangnya.

Seperti yang sudah saya paparkan di atas, beberapa hal atau variabel yang terjadi dalam dunia kerja bisa saja tak terduga. Pengalaman yang sudah saya lewati dan ingin saya bagikan terkait variabel yang menurut saya tidak, atau jarang diduga oleh generasi muda saat ini mungkin bisa menjadi bekal bagi mereka, atau dalam hal ini sekadar bercerita. Mudah-mudahan bisa membangun semangat generasi muda, khususnya yang ingin memasuki dunia industri perkebunan.

1. Nilai Kerja Adalah Warisan Paling Awal

Saya dibesarkan dalam keluarga sederhana di Sumatera. Ayah saya bukan orang kaya, tapi beliau orang yang sangat disiplin. Dari beliau saya belajar bahwa bekerja bukan hanya soal mendapat uang, tapi tentang memberi manfaat. Ketika saya mulai bekerja di perkebunan sebagai trainee, saya tidak punya keistimewaan apa pun. Tapi saya punya satu hal yang saya bawa dari rumah: sikap bertanggung jawab terhadap tugas.

Bagi saya, itu nilai kerja pertama yang paling penting. Tanggung jawab. Kalau diberi tugas satu hektar lahan, ya kerjakan satu hektar, bukan setengah. Jika saya diberi waktu tiga hari untuk menyelesaikan pekerjaan, maka akan saya tuntaskan dalam dua hari. Nilai seperti ini yang saya pegang terus hingga akhirnya dipercaya memimpin ratusan orang di lapangan.

2. Integritas Tidak Bisa Dibelikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun