Lantas, apa maknanya itu. Sangat jelas, bagi Ayah Tuah kata-kata puitis itu adalah bulu ketiak. Mereka selalu tumbuh meski dihimpit keluh dan peluh, dan dengan demikian menjadi puisi. Jadi, boleh dibilang, ketiak berbulu lebat itu adalah sebuah puisi.
Hahaha. Ups, apa cuma aku yang ngakak di sini?
Ketiak berbulu adalah puisi. Jijay? Itu gagasan Ayah Tuah, lho. Jika kamu keberatan, silahkan unjuk rasa ke lapaknya. Jangan ke rumahnya, kecuali kamu mau menjarah hartanya, memanfaatkan momentum unjuk rasa di depan gerbang gedung DPR.
Humor Terakhir
Izinkan aku menyanyikan setengah bait penutup lagu “Bunga Terakhir” (Bebi Romeo, 2005). Dengan segala maaf kepada Bebi, kata “bunga” kuganti dengan kata “humor”.
“Humor terakhir. Menjadi satu kenangan yang tersimpan. Takkan pernah hilang 'tuk selamanya”
Tertawalah untuk terakhir kali. Agar kamu tahu, tertawa itu priceless. Seluruh K-Rewards takkan bisa membelinya. [eFTe]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI