Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tiga Komentar Kompasianer yang Bikin Kesal

29 Juli 2025   22:58 Diperbarui: 30 Juli 2025   05:38 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih kompasianer yang tak senang bila artikelnya di Kompasiana dikomentari sesama kompasianer?

Atau adakah yang tak suka? Aneh bila ada kompasianer semacam itu.

Sialnya, faktual memang ada. Lebih sial lagi, kompasianer aneh itu aku sendiri.

Lha, kok bisa?

Ya, bisa aja. Apa sih yang gak bisa terjadi di Kompasiana? Puisi anggitan Pak Tjiptadinata, kompasianer tertua, saja bisa gagal AU.  Sementara puisi Ayah Tuah bisa tembus AU. Padahal, dibanding Pak Tjip, umur Ayah Tuah itu gak ada apa-apanya.

Tapi segala sesuatu bisa dan harus dijelaskan. Juga soal ketaksenanganku bila kompasianer mengomentari artikelku.

Itu tak beraku umum. Hanya bila menyangkut tiga komentar yang mencerminkan kemalasan mengetik di bawah ini.

Menarik

Aku kesal jika rekan kompasianer memberi komentar "Menarik" di kolom komentar. Lebih kesal lagi kalau pada ruang penilaian dia sudah memencet tombol "Menarik". Maksudnya apa, ya.  Penilaian "Menarik", komentar juga "Menarik".  Itu berarti no idea at all, kan? 

Maksudku begini.  George Bernard Shaw, pemenang Nobel Sastra tahun 1925 asal Irlandia, pernah bilang:“If you have an apple and I have an apple and we exchange these apples then you and I will still each have one apple. But if you have an idea and I have an idea and we exchange these ideas, then each of us will have two ideas.”

Nah, aku kan sudah menganggit dan mengagihkan gagasan.  Itu artinya aku berharap pertukaran gagasan, dong. Lha, kok cuma dikomentari "Menarik".   Hitungannya, aku kan rugi, gak dapat barteran gagasan.

Keren

Komentar "Keren" itu juga menyebalkan.  Sebab tidak jelas apa dan siapa yang dimaksud dengan keren itu.  

Dalam kbbi.web.id disebutkan arti "keren" itu begini: 1 tampak gagah dan tangkas; 2 galak; garang; lekas marah; 3 lekas berlari cepat (tentang kuda); 4 perlente (berpakaian bagus, berdandan rapi, dan sebagainya).  

Jadi kalau komentar "Keren" itu ditujukan pada artikel, ya jelas ngawur. Mana ada artikel yang tampak gagak dan tangkas; atau galak, garang, lekas marah; atau berlari cepat; atau parlente. 

Kalau komentar itu ditujukan pada diriku, jelas ngawur juga.  Aku sama sekali tidak keren.  Kompasianer keren itu, ya, Ayah Tuah yang selalu parlente dengan baret spionase di kepala. 

Pak Tjiptadinata juga keren, tampak gagah walau sudah uzur banget. Coba kamu tanya Bu Roselina kalau gak percaya.

Mantap

Komentar "Mantap" itu setali tiga uang dengan komentar "Menarik". Coba periksa arti kata "mantap" menurut kbbi.web.id:  1 tetap hati; kukuh; kuat: i; 2 tetap (tidak berubah, tidak bergoyah); tidak ada gangguan; stabil. 

Piye. Masih mau berkomentar "Mantap" pada satu artikel? Mikir!

Atau komentar "mantap" itu maksudnya "makan tabungan perlahan"?  Itu aku! Nyindir banget, ya.

Tapi kalau dipikir-pikir, semenyebalkan apa pun itu, masih jauh lebih baik komentar-komentar di atas ketimbang komentar mengancam.  

Ada dua komentar jenis ancaman yang kerap kuterima pada artikelku. Pertama, komentar "Apelo!" dari Acek Rudy, dan kedua, komentar "Ntar lewat jalan mane, loe!" dari Ayah Tuah.  

Dengan adanya ancaman seperti itu, maka Kompasiana kini bukan lagi "rumah kita bersama" yang aman.  Aku protes keras pada Admin Kompasiana. 

Atau aku ancam balik, nih.  "Apelo, Acek Rudy!" "Ntar lewat jalan mane loe, Ayah Tuah!"

Eh, rekan-rekan kompasianer.  Mbok ya jangan terlalu serius, napeh. Aktifin tuh tabungan loe biar gak diblokir PPATK mbesok. (eFTe)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun