Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #077] Kuda-kuda Pasak Bumi

26 Oktober 2021   16:14 Diperbarui: 4 November 2021   12:49 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Peserta pertandingan tarik tambang kali ini delapan tim. Dibagi menjadi dua grup.  Grup 1 terdiri dari SD Hutabolon, SD Hutagurgur, SD Sigirsang, SD Siganding.  Grup 2 diisi SD Paropatsuhi, SD Tarabunga, SD Pardomuan, dan SD Pardolok.

"Siap-siap babak penyisihan. Semua tim memasuki lapangan." Lagi, pengumunan dari panitia.

Panitia kemudian menjelaskan aturan main pertandingan.  Pada babak penyisihan digunakan sistim gugur dengan satu kali tarikan. Demikian pula pada babak semi-final.  Aturan tiga kali tarikan baru diberlakukan pada babak final.

Di tengah lapangan pertandingan, empat pasang tim telah bersiap.  SD Hutabolon lawan SD Hutagurgur, SD Sigirsang lawan SD Siganding,   SD Paropatsuhi lawan SD Tarabunga, dan  SD Pardomuan lawan SD Pardolok. Di sekeliling lapangan persegi empat itu, penonton berdesak-desakan.  Berteriak riuh mendukung tim masing-masing.

Tim SD Hutabolon, Bistok, Jonder, Togu, Patar, Sahat, dan Jontar, berhadap-hadapan dengan Tim SD Hutagurgur.  Guru Paruhum memainkan kedua pemain cadangan, Togu dan Jontar, pada kesempatan pertama.  Polmer dan Dolok disimpan dulu.

"Bistok! Kau jangkar di depan!  Patar! Kau jangkar di belakang!" perintah Guru Paruhum.

"Semua tim! Siap!" Pemimpin pertandingan menyiapkan tim. 

Tim SD Hutabolon bersiap dengan kuda-kuda "pasak bumi".  Itu istilah Guru Paruhum. Badan condong agak condong ke depan. Kaki kiri di muka dengan telapak mengarah ke depan, dan kaki kanan di belakang dengan telapak menyamping.  Keduanya seakan menancap ke bumi. Seolah enam pasang kaki Tim SD Hutabolon menjadi akar-akar tunggang pohon pasak bumi yang menghunjam jauh ke perut bumi.

"Satu! Dua! Tiga!" Pemimpin lomba meneriakkan aba-aba pertandingan.

Empat pasang tim tarik tambang langsung bersitegang, lalu mundur-maju, bersitengang lagi, di tengah lapangan.  Penonton bersorak-sorai memberi semangat untuk tim masing-masing.

Tim SD Hutabolon tak bergeming.  Lawannya, Tim SD Hutagurgur bekerja keras menyeret Tim SD Hutabolon melewati garis batas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun