Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #073] Pelajaran Adab Anak Kota

3 September 2021   05:54 Diperbarui: 3 September 2021   05:53 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok. istimewa)

Di perpustakaan tulangnya itu, Poltak serasa berada surga bacaan. Di rak majalah dia menemukan tiga majalah yang belum pernah dilihatnya. Si Kuncung, Kawanku, dan Intisari.

Majalah Si Kuncung dan Kawanku dilanggan oleh para tulangnya.  Intisari dilanggan oleh ompungnya.

Pakansi Poltak langsung berubah menjadi wisata baca.  Mendadak dia menjadi kutu majalah. Setiap hari menggerogot kata dan kalimat.

Si Kuncung menjadi pilihan pertama. Dia betah seharian menikmati kisah-kisah anak-anak nusantara di majalah itu.  Membaca ragam cerita itu baginya serasa bertualang ke berbagai pelosok negeri.

"Suatu saat nanti, aku mau jadi macam Sukanto SA. Menulis cerita anak," kata Poltak dalam hati. Dia sangat terkesan dengan kisah-kisah agggitan penulis itu di Si Kuncung.  Sederhana tapi mengena betul di hati.

Dari Si Kuncung, Poltak beralih ke Kawanku. Majalah itu memikat hatinya dengan cerita bergambar, ragam cerita anak, dan aneka legenda nusantara. 

Habis membaca Kawanku, Poltak pindah ke Intisari.  Meski tak mudah dipahami, Poltak tetap menikmati aneka kisah dalam majalah itu.  Ada kisah-kisah Indonesia, ada pula ragan cerita dari mancanegara. Ada satu rubrik yang paling disukainya: cerita kriminal, pemecahan misteri pembunuhan.

"Poltak. Ompung lihat, tiap hari kau rajin baca majalah. Pelajaran apa yang kau dapat?" Bapak mertua Parandum, ompung doli, bertanya pada suatu malam. Selepas makan malam, selagi semua anggota keluarga masih di meja makan.

"Sekarang aku tahu, ompung," Poltak menjawab,  "mengapa  anak kota berpengetahuan luas."

Bapak mertua Parandum agak terperangah. Tadinya dia berpikir Poltak akan menceritakan isi majalah yang dibacanya.  "Ya, lanjutkan,amang," katanya.

"Karena anak kota membaca banyak majalah.  Majalah menyajikan banyak hal baru."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun