Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Poltak #068] Calon Pastor dari Panatapan

21 Juli 2021   17:11 Diperbarui: 21 Juli 2021   19:24 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kolase foto oleh FT (Foto: kompas.com/dok.istimewa)

"Insiniur kebun, Gurunami," seru murid-murid serentak.  Dulu, waktu kelas tiga, Poltak memang bilang dia mau jadi insiniur kebun.

"Hebat kau, Poltak.  Benar begitu?"  

"Tidak, Gurunami!"  bantah Poltak tegas.  Murid-murid lain terdiam, heran.  Tak terkecuali Binsar dan Bistok.  Keduanya belum tahu juga kalau Poltak sudah mengubah cita-citanya.

"Aku mau jadi pastor, Gurunami!" jawab Poltak tegas.  Tidak ada sedikitpun keraguan dalam nada suaranya. Itu sebuah kepastian tentang perubahan cita-cita, mengikuti perubahan cakrawala pikir, seiring tambahan pengalaman dari tahun ke tahun.

Sejenak kelas hening.  Tapi kemudian langsung riuh dengan ragam komentar dan gelak tawa.

"Bah, tak kau rasakanlah nanti enaknya kawin, Poltak!"  "Memang kau sudah pernah kawin, Alogo?" "Ha ha ha ...."  "Bagaimanalah nanti nasib Si Berta, Poltak!"  "Bah, Berta untuk Si Jonderlah!"  "Ha ha ha ...." "Jonder? Ke jurang sajalah dia!" "Ha ha ha ...." "Kau jadi pendeta saja, Poltak.  Bisa kawin!" "Dongok kau ! Katolik, mana ada pendeta!"

"Heh! Diam semua!"  bentak Guru Harbangan.  Semua murid langsung ciut, kembut, diam.  Reputasi Guru Harbangan sebagai tukang kapir, sudah santer se-SD Hutabolon.

"Poltak.  Coba kau ceritakan mengapa kau bercita-cita jadi pastor."   Kalau Guru Harbangan sudah bertitah, tak ada murid yang boleh membantahnya.

Poltak. mau tak mau, harus menceritakan perubahan cita-citanya.  Semula, karena dorongan mendiang kakeknya, dia memang bercita-cita menjadi insiniur kebun.  Tapi, kemudian, berpangkal dari interaksinya dengan pastor-pastor Paroki Parapat yang datang melayani umat Katolik di Stasi Aeknatio, dia perlahan-lahan berubah pikiran.

"Menjadi seorang pastor, kelihatannya sangat mulia," pikirnya.  

Pikiran itu datang dari pengalaman dan pengamatan Poltak sendiri.  Mulai dari jalan raya, gereja, sampai rumah umat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun