"Berta, celup-celupkan jari tanganmu ke dalam air putih ini. Lakukan sampai rasa panas dan perihnya hilang."Â
Berta menerima segelar air penawar lepuh bakar itu dari Poltak dan segera mencelupkan jemari ke dalamnya. Guru Paruhum dan murid-murid lainnya tahan nafas menunggu reaksi Berta. Â
"Aah, dingin. Enak. Rasa panas dan perihnya hilang. Mauliate, Poltak," kata Berta sambil tersenyum. Rona wajahnya kini menyiratkan rasa nyaman. Tak ada lagi ekspresi cemas dan kesakitan.
Guru Paruhum dan murid-murid lainya melepas nafas lega. Wajah-wajah mereka berhias senyum lagi. Celoteh iseng dan riang terdengar lagi. Guru Paruhum menganguk sambil tersenyum kepada Poltak, sebuah pujian.
Ketika lonceng bubar sekolah usai berdentang, saat murid-murid telah berlarian ke luar kelas, Guru Paruhum menghampiri Poltak.
"Poltak, bisakah kau ajarkan tabas penawar lepuh bakar itu kepada Pak Guru?" (Bersambung)
Â
Â
Â