Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mawar Pusara Berdarah

15 Mei 2021   08:08 Diperbarui: 16 Mei 2021   11:34 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari paramithaputripertiwi.wordpress.com

Kekasih, lihatlah. Aku tak berubah. Setia kubawakan sekuntum mawar putih untukmu. Kuletakkan di pangkuan pusaramu.

Kekasih, lihatlah. Kau telah berubah. Tak setia mengingatkanku berhati-hati pada deduri di tangkai mawar. Mengapa engkau membisu saja di tidur abadimu.

Kekasih, lihatlah. Kau tak ingatkan aku. Jariku tertusuk dan tertusuk lagi oleh deduri tangkai mawar kecintaanmu. Dulu tak begini saat kau ada di sampingku.

Kekasih, lihatlah. Darah menetes dari jemari tanganku. Jatuh di jantung pusaramu. Meresap menyatu ke bisu jantungmu di gelap baringmu.

Kekasih, lihatlah. Kau sudah berubah. Aku tidak berubah. Tetap mencintaimu dengan tetes darahku merah. Setialah menungguku di kekal lelapmu.

Gang Sapi Jakarta, 15 Mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun