Seperti sore ini. Neneknya tiba-tiba muncul. Dia langsung menyapu lukisan Poltak hingga hilang tanpa bekas. Â
Saat sapu siap digebukkan ke pantatnya, Poltak sudah kabur menjemput kerbau ke padang penggembalaan. Â
Begitulah kesaktian nenek Poltak dengan sapunya. Tidak hanya melenyapkan lukisan dari halaman rumah. Tapi juga pelukisnya sekalian.
Poltak tidak pernah sakit hati pada neneknya. Â Dia tahu, neneknya adalah pengagum fanatik lukisannya. Â
Dia tahu juga, Â kerbau lebih penting ketimbang lukisan di atas pasir.
"Kerbau hilang, susah gantinya! Â Lukisan hilang, besok bikin lagi!" Â Begitu selalu teriakan neneknya. Â
Tepatnya, nasihat yang diteriakkan neneknya. (Bersambung)