Dapur istana Castil, malam hari.
 Lampu gantung kuning temaram. Aroma minyak goreng dan bawang menguar pelan dari sisa aktivitas sore tadi. Di sudut dapur ada lemari makanan kayu besar.
Lingga duduk menyamping di kursi rotan kecil, setengah menghadap jendela. Di pangkuannya: satu topls besar rempeyek kacang. Ia mengenakan kaus hitam bergambar pisang, dan celana panjang garis putih, tampak santai.Â
Lingga sambil gomel pelan sambil mengunyah.Â
"Hmmm... ini dia. Rempeyek terbaik Bi Nora minggu ini... renyahnya gak kaleng-kaleng."
KRAUKK!!
Suara garing dari mulut terdengar Lingga mengisi keheningan dapur.
Tiba tiba dari balik tirai dapur... muncul dua siluet.
Nymph (menyibak tirai, matanya menyipit):
"HAAAAAYOOO!!!!Â
Lingga meloncat dikit sehingga topls hampir jatuh.
"Aaa! Kalian lagi?!"
Starnus (masuk sambil nyender ke pintu):
"Malam... Putri Rempeyek. Kita ketemu lagi."
Lingga (cemberut sambil mangkuk rempeyek):
"Aku... cuma pengen tenang, tahu gak."
Nymph kemudian mendekat, duduk di meja.Â
"Aku ngerti kok. Tapi... mumpung lagi ngemil, ayo dong jelasin: kenapa sih kakak segitu cintanya sama rempeyek?"
Lingga setengah senyum, menggigit satu potong.Â
"Waktu aku dulu masih sama Paman Charan... Tunggal di bawah Tebing Timur, cuma ada satu hal yang bikin kami gila : Rempeyek bi Darsih dari kampung.Aku selalu penasaran,dia bikin rempyk apa hari ini.. Dan apapun rempyk yang dia buat, apapun itu isinya, selalu membekas di mulut dan perasaanku.Ketika aku tinggal sama kalian, dan tahu Bi Nora lebih Pintar dari Bi Darsih dalam mengolah remoeyek, langsung dning aku sikat..... "Jawabnya tanpa rasa bersalah karena menghabiskan jatah rempyk tanpa ijin.Â
Starnus yang duduk di kursi dapur, berkomentar :
"Ya...aku bisa ngerti perasaan seseorang yang lagi gila sama sesuatu. Apalagi makanan. Salah satunya Rempeyek bikinan Bi Nora. Rempeyek itu emang bukan sekadar camilan. Itu nyawa kita makan sehari hari. Dari pada kerupuk se benernya sih, rempyk saja. Tapi, selama ini kalian cuma makan, makan dan makan. Pernah kahanan berpikir, bagaimana sejarah Rempyk itu? "
Nymph kaget mengangkat alis.Â
"Hah? Camilan gorengan ini punya sejarah?"
Starnus  menjelaskan dengan ada serius tapi santai.Â
"Ya.Asalnya dari Jawa. Entah bagaimana bisa sampai terbawa ke Fairyland. Tapi mungkin sihakanan ini ada sejak dari zaman dulu---zaman kerajaan. Awalnya orang bikin dari tepung beras, dicampur bumbu, lalu dikasih kacang atau rebon. Digoreng di minyak panas, jadi peyek. Suaranya? Krauk .....krauk .....krauk..... Mnggoda...
"
Lingga tersenyum sambil mengunyah.
"Hmm... pantes aja rasa rempeyek itu... Nagihin..."
Nymph kemudian menyambung
"Dan jenisnya juga banyak banget, kan? Di Puri aja Bi Nora pernah bikin rempeyek kacang, rempeyek rebon, rempeyek bayam..."
Starnus menimpali.
"Yup. Ada juga rempeyek ebi, teri, kedelai... bahkan yang ekstrem kaya rempeyek jangkrik di desa-desa."
Lingga melotot dikit
"Ugh jangkrik?!!.Memang bisa????Hiiiyeeekk...Skip deh."
Nymph ketawa
"Aku jadi penasaran, kenapa sih semua topls selalu ilang satu tiap kakak yang deketin dapur?kasihan tu Bi Nora yang capek capek goreng... "
Lingga menutup topls, pura-pura kalem.
"Karena menurutku, sebelum rempyk itu sampai di meja makan, harus ada yang nyicipi. Siapa tahu sampai di meja makan beracun..... Hihihihi.. " Ujarnya ber alasan.Â
Starnus mencibir.
"Ah Masak....Emang nyicipi harua se topls habis??" Melarikan ke arah Topls yang kini kosong DNA menyisihkan bayangan minyak.Lingga hanya merintis tanpa dosa karena gak bisa bikin alasan.Â
"Atau buat kakak yang gak mau rebutan sama aku dan kak putri di meja makan, Plus Starnus?" Tebak Nymph.Â
Gadis itu hanya merintis karena ketangkap basah kedoknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI