Perahu terus melaju, selang satu jam lebih, kami sudah sampai diujung sungai yang menuju kearah danau.
Saya terperangah!
Diluar dugaan, saya hanya melihat hamparan hijau tanpa tepi!
Seperti Padang Savana..
Air danau tidak kelihatan, karena tertutup tumbuhan eceng gondok.
Perahu berhenti, dan mesin dimatikan. Kami berembug, apakah lanjut ke Tanjung Isuy atau balik kepenginapan..
Tanjung Isuy sebenarnya bagian dari danau ini juga, letaknya disebelah barat daya danau, disitu ada tempat leyeh-leyeh, karena ada warung, homestay dan destinasi budaya Lamin Mancong dari suku Dayak Benuaq.Â
Salah satu tempat untuk menikmti pemandangan alam Borneo yang menakjubkan.
Tempat Pesut sering muncul kepermukaan air, melihat burung Enggang didahan-dahan pohon, burung yang oleh suku Dayak dijadikan simbol-simbol budaya mereka.
Dengan sangat meyakinkan, pemilik perahu ketinting memberi saran, agar perjalanan ke Tanjung Isuy diteruskan.Â
Alasannya, tertutupnya danau dari tumbuhan gulma sudah menjadi hal biasa.
Lagi pula dia mengatakan, sudah beberapa kali membawa turis "berselancar" dengan ketinting di atas hamparan eceng gondok!