Mohon tunggu...
Gufron Ramadhan
Gufron Ramadhan Mohon Tunggu... Aku adalah Imigran dari surga sang penikmat kata berupa fatamorgana.

Hidup itu aneh, jadi aku tulis saja. Biar nanti bisa dibaca ulang, dan ditertawakan bersama, atau ditangisi sendirian

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hujan Febuari

10 Februari 2025   20:40 Diperbarui: 12 Februari 2025   11:53 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan Februari

Hujan Februari turun perlahan,
membasuh letih, menyapu beban.
Butir-butirnya seperti pesan,
tentang esok yang penuh harapan.

Langit kelabu tak selamanya muram,
ada pelangi di ujung gerimis malam.
Setiap tetesnya memberi makna,
bahwa badai pasti berlalu jua.

Biarlah rintik menari di bumi,
menyuburkan mimpi yang dulu tersembunyi.
Langkah ke depan janganlah ragu,
ada cahaya menanti di pintu.

Hujan Februari bukan sekadar sendu,
ia datang membawa awal yang baru.
Jangan takut melangkah lagi,
masa depan cerah menanti diri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun