Jarum penunjuk BBM pada panel speedo meter sepeda motor kerap dianggap sepele. Padahal fitur tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan bahan bakar yang ada dalam tangki kendaraan.
Karena komponen panel speedo meter itu tidak berfungsi saya kerap kehabisan BBM. Saya sering lalai mengontrol isi tangki motor secara langsung sehingga membuat saya kehabisan bahan bakar dalam perjalanan. Hal itu saya alami beberapa waktu yang lalu.
Suatu pagi sekitar pukul 10.00, saya keluar dari sekolah untuk sebuah keperluan. Setelah berkendara sejauh 2 atau 3 km motor saya macet. Saya perkirakan bermasalah pada dua hal, kehabisan BBM atau businya mati. Tindakan pertama yang saya lakukan tentu saja membuka tangki motor. Ternyata isinya hanya udara. BBM yang tersisa hanya yang menempel di dalam tangki.
Untuk menemukan pangkalan BBM eceran di sekitar itu memang tidak terlalu sulit. Tetapi kalau harus menggeret motor sejauh 200 sampai 300 meter bagi saya cukup menantang.
Dalam kebingungan itu seorang kurir paket tetiba berhenti di dekat saya. Melihat saya tengah mendorong kuda besi dia menawarkan pertolongan untuk mendorong dari belakang atau stut motor.
Stut motor merupakan aksi seorang pengendara mendorong motor pengendara lain dengan kaki yang dipijakkan pada footstep sepeda motor yang akan di dorong.
Saya mencoba menolak dengan sopan tawaran kurir karena tampaknya dia juga membawa beban yang cukup berat di kantung paketnya. Lagi pula penjual BBM eceran hanya beberapa ratus meter saja di depan perjalanan.
Rupanya dia tidak menyerah. Dia bersikukuh membantu. Akhirnya saya menerima tawarannya. Dia mendorong sepeda motor saya dari belakang sampai pangkalan BBM terdekat.
Pengalaman di atas merupakan satu cerita tentang tindakan kebaikan berskala kecil yang dilakukan secara refleks dan tanpa direncanakan. Saya tidak pernah mengenal orang itu sebelumnya. Namun secara naluriah dia merasa perlu memberikan bantuan kepada saya. Empatinya tumbuh melihat motor saya mogok.
Apa yang dilakukan kurir tersebut hanya satu contoh kecil dari random act of kindness. Istilah ini mengacu kepada tindakan kebaikan secara acak yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Act of kindness biasanya dilakukan tanpa rencana dan tanpa memandang penampilan, status sosial, latar belakang budaya, ras, dan agama.
Tindakan kecil bersifat positif bisa dilakukan dalam berbagai kondisi, dan kesempatan. Act of kindness bisa terjadi dalam jalanan yang macet, di pasar, tempat ibadah, lapangan bola, hingga saat berada di penjara. Ia dapat dilakukan siapa saja. Act of kindness seringkali bersifat refleks dan didorong oleh naluri keinginan berbuat baik.
Dikutip dari ggia.berkeley.edu, sebuah studi tahun 2014 di Norwegia mendapatkan bukti bahwa act of kindness "berhasil dengan baik tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau tingkat pendidikan partisipan."
Masih dari sumber yang sama, pada tahun 2018 sejumlah tahanan pria Tiongkok yang diminta melakukan tiga tindakan kebaikan setiap hari selama enam minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka mengalami peningkatan kesejahteraan secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya.
Sedikit penjelasan hasil penelitian di atas menunjukkan tindakan kebaikan yang dilakukan secara konsisten memberikan efek kesehatan dan kesejahteraan kepada pelakunya.
Act of kindness tidak saja memberikan kebaikan kepada orang lain tetapi juga, sangat mungkin, memberikan kepuasan kepada diri sendiri yang bermuara kesejahteraan mental individu.
Saya membayangkan kurir paket di atas akan mengalami kebahagiaan besar setelah melakukan tindakan stut motor ketika kendaraan saya kehabisan BBM. Sebuah tindakan dapat memberikan inspirasi bagi kita.
Act of kindness bukan terletak seberapa besar nilai tindakan itu secara material namun sejauh mana konsistensi kita melakukannya walaupun dalam skala kecil.
Lombok Timur, 30 Agustus 2025
Sumber : https://www.berkeleywellbeing.com/random-acts-of-kindness.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI