Mohon tunggu...
Pandji Wirabumi
Pandji Wirabumi Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional Modificator

semakin banyak aku tau, maka semakin aku tidak tau, ada semesta dikepalaku..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gurindam Para Pecinta Hujan

6 Mei 2021   10:03 Diperbarui: 6 Mei 2021   10:09 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duhai insan..butakah hati kita untuk membaca dan menterjemahkan..

Setiap buliran airnya yang mufakat luruh jatuh tenang hanyut dan menyejukkan..

Buah kasih sayang Tuhan semesta alam yang bertungkus lumus asbab muasal kebaikan..

Oh syabaab tak kan cukup waktumu bilapun kau hitung sejak awal mula hingga runut waktu di penghujung zaman..

Sukacita tanpa pamrih hujan basuh dunia dan beri segala yang kita butuhkan..

Yukhrijul minal mayyiti hayya, wayukhrijul minal hayya mayyit, itu yang manuskrip AlQur'an telah sampaikan..

Namun tak sedikit ras manusia yang menyambutnya dengan makian dan umpatan..

Basah dingin kelam ngilu beku kaku, kumpulan fraksi kata ganggu seolah kehadiran nya memanglah tak di inginkan..

Seberapun bencimu kepadanya, hujan akan tetap tersenyum tulus untuk terus mempersembahkan..

Hikayat hujan tulus bernas berisikan, satu persen air dan sembilan puluh sembilan persen kenangan..

Pandji Wirabumi - Seorang Pluviophile

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun