Mohon tunggu...
sukarti dimejo
sukarti dimejo Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas

berusaha menikmati hidup dengan menulis, terima kasih :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Slurpp... Ahh

31 Juli 2023   02:54 Diperbarui: 31 Juli 2023   10:59 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/

Slurpp Slurpp Slurpp... 

Joko merinding benar saat ingat suara-suara ulangan ini. Dari balik kaca spion mobil kantor, mata keranjangnya tak henti-henti mencuri-curi pandang pada si pembuat suara,

"Slurpp Slurpp Slurpp..."

"Ahh"

"Ahh"

"Uhuk"

"Uhuk"

"Eh pak, kenapa? Bapak sakit? Minum dulu yah? Ini aku tadi beli air mineral kok, aku bukakan yahh," Hani menyodorkan botol minumannya, tapi karena situasi yang canggung malahan es krim yang ia sodorkan.

"Minum pak, gak pa pa kok, nanti Hani beli lagi kok"

"Uhuk"

"Ayoh Bapak, minum dulu yah?"

"Uhuk"

"Uhuk"

"Eh, aduh maaf, maaf Bapak, kok jadi es krim, maaf ya bapak yang baik, ini air minumnya yah, mari pak diminum yah..."

"Uhuk"

"Uhuk"

"Jok! Joko! Ke ruangan saya sekarang!"

"Saudara Joko!"

"Eh?" Joko tersadar dari lamunannya. Jantungnya berdegup kencang karena ternyata pak bos sedari tadi sudah memanggil-manggil namanya, "Matik aku!" gumamnya.

"Ba baik pak"

"Saudara tahu tidak? Joko! Jok!" suara tinggi pak bos beradu dengan tumpukan SPK* yang dibanting dengan keras. Selintas mata Joko melihat coretan-coretan besar dengan tanda tanya bertebaran dari atas sampai bawah. Ada judul yang disilang, ada sinopsis yang full silang-silang di sana-sini.

"Matik aku!"

"Matik aku!"

"Matik aku!"

Terngiang suara keras pak bos yang meminta koreksi secepatnya atau lembur yang harus diadakan dadakan sore nanti.

"Uhuk"

"Uhuk"

"Eh pak, kenapa? Bapak sakit? Minum dulu yah? Ini aku tadi beli air mineral kok, aku bukakan yahh... Alam lamunannya kembali menyerang dengan bertubi-tubi. Seperti biasa, karena kapasitas otaknya yang kecil, saat panik  yang terproses dan keluar dari kepalanya bukan pemecahan masalah, tapi hiburan yang mencandunya, tentang...

Slurpp slurpp slurpp...

Suara slurpp slurpp slurpp yang Hani lakukan pada es krim besar rasa coklat yang sengaja ia belikan karena... tentu saja si Hani telah mampu menjilatnya bulat-bulat,

"Jadi kamu mau diangkat jadi karyawan tetap Han?"

"Iya bapak, kan kalau sudah "itu", saya bisa menemani Bapak ketemu klien, eh maksud saya penulis yang best seller Bapak, bukan begitu bapak? Bla.. bla.. bla Joko sebenarnya tak mampu menganalisis kalimat bawahannya yang sebenarnya bodoh dalam hal me-manage produk, bahkan memilih judul yang sesuai pangsa pasar pun acapkali meleset. Hanya saja...

"Jadi kamu mau diangkat jadi karyawan tetap Han?"

Slurpp slurpp slurpp...

Slurpp slurpp slurpp...

Slurpp slurpp slurpp... Ah suara Hani itu yang membutakan pikiran logisnya, apalagi ditambah cantik paras dan suara yang mirip-mirip tokoh kartun Jepang, Joko kalah telak, lima kosong!

"Matik aku!"

"Matik aku!"

"Matik aku!" gumam Joko panik

"Jadi kamu mau diangkat jadi karyawan tetap Han?"

Slurpp slurpp slurpp...

"Jadi kamu mau diangkat jadi karyawan tetap Han?"

"Aduh Bapak, masa dari tadi nanya Hani melulu sih, kan Hani sudah jelaskan panjang panjang besar, eh maksud Hani panjang lebar Bapak, Mau ya bapak?"

"Mau?"

"Tentu saja Hani, Bapak mau! Mau!"

"Eh, maksud Hani, Bapak mau ya mengangkat saya jadi pegawai tetap?" Hani merajuk sambil mengedip-ngedipkan mata nakalnya.

"Eh?"

"Eh iya, maksud Bapak itu Hani, Bapak mau kok, sekarang juga boleh, tapi ini kan sudah jam makan siang, bagaimana kalau Bapak makan dulu ya Hani? Hani tidak lapar?"

"Oh iya, baik pak, Makasih ya Bapak yang baik"

"Ok Hani, Bapak pergi dulu..."

"Eh Bapak?"

"Matik aku!" Jantung Joko berdegup kencang melihat paras Hani calon manajer produknya,

"Boleh Hani temani Bapak makan siang?"

"Matik aku!"

"Matik aku!"

Slurpp Slurpp Slurpp... Joko merinding mendengar suara-suara ulangan ini. Dari balik kaca spion mobil kantor, mata keranjangnya tak henti-henti mencuri-curi pandang pada si pembuat suara,

"Boleh Hani temani Bapak makan siang?"

"Uhuk"

"Uhuk"

"Eh pak, kenapa? Bapak sakit? Minum dulu yah? Ini aku tadi beli air mineral kok, aku bukakan yahh...

"Jok! Joko! Ke ruangan saya sekarang!"

"Saudara Joko!"

Joko limbung, otaknya bingung memproses suara-suara yang keluar masuk dengan cepat. Yang mana harus diselesaikan lebih dulu, makan siang bersama calon manajer produknya, yang kebetulan bodohnya minta ampun tapi cantik, atau tidak makan siang tapi membereskan Surat Perintah Kerja penerbitan buku-buku umum yang penuh coretan koreksi luar biasa.

"Eh pak, kenapa? Bapak sakit? Minum dulu yah? Ini aku tadi beli air mineral kok, aku bukakan yahh.......

.

.

.

.

Catatan:

SPK* = Surat Perintah Kerja, map berisi uraian pekerjaan pada sebuah buku yang akan diterbitkan


.

.

.

Jogja punya cerita, 2023

dari balik meja,

sukarti dimejo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun