Sedangkan mobil membutuhkan biaya bahan bakar, servis berkala, asuransi, pajak kendaraan, dan lainnya. Maka, keputusan membeli harus mencakup perhitungan biaya pascapembelian, bukan hanya harga awal atau cicilan saja.
Mengukur Kemandirian dan Komitmen Finansial
Memiliki rumah atau mobil dari hasil jerih payah sendiri adalah pencapaian yang membanggakan. Namun kebanggaan ini harus dibarengi dengan kesiapan finansial dan mental.Â
Banyak orang tergoda mengambil cicilan hanya karena dorongan sosial atau gengsi, padahal beban cicilan bisa jadi terlalu berat untuk ditanggung.
Sebagai panduan umum, proporsi cicilan ideal tidak boleh melebihi 30% dari penghasilan tetap bulanan.Â
Jika kamu ingin membeli rumah atau mobil dengan cara kredit, cobalah terlebih dahulu menghitung besaran cicilan, uang muka, serta tenor pembayaran yang realistis.Â
Jangan lupa memperhitungkan pengeluaran rutin lainnya agar tidak terjebak dalam tekanan finansial yang menyiksa di masa depan.
Semakin kecil uang muka yang kamu bayarkan, maka semakin besar sisa cicilan yang harus ditanggung, dan kemungkinan tenornya pun menjadi lebih panjang.Â
Ini bukan hanya soal hitung-hitungan angka, tapi juga soal seberapa yakin kamu terhadap keberlangsungan pekerjaan atau usahamu dalam 10--20 tahun ke depan.
Alternatif Transportasi yang Lebih Terjangkau
Salah satu alasan utama orang membeli mobil adalah untuk memenuhi kebutuhan mobilitas.Â
Namun, sebelum memutuskan membeli mobil, ada baiknya mempertimbangkan kembali apakah kamu benar-benar membutuhkannya atau masih bisa memanfaatkan alternatif transportasi lain.
Transportasi umum saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu.Â