Mohon tunggu...
Miranda Adam
Miranda Adam Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Profesi Saya sebagai seorang Pelajar di salah satu SMK di Jakarta Selatan. Saya disini, belajar dan dibimbing oleh Guru Saya. Saya adalah seseorang yang perfeksionis yang bercita-cita menjadi seorang wirausahawan wanita atau business woman. Saya memiliki Hobby yaitu menulis dan membaca. Pencapaian Saya, Saya pernah bertemu dengan Duta Besar Jerman di Indonesia beberapa waktu lalu untuk berbicara tentang situasi Anak di Indonesia yang terdampak dalam perubahan iklim.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keadilan

10 Februari 2023   15:03 Diperbarui: 10 Februari 2023   15:23 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku Ingin menikmati pesta ini terlebih dahulu, Rubah. Aku ingin ketenangan!" geram Singa. 

"Bagaimana bisa Raja duduk diam melihat warganya terfitnah dan tertindas? Aku ingin keadilan! Sahabatku sudah dibunuh oleh seekor hewan yang jahat. Mengapa aku yang dituduh melakukannya?!" tanya Rubah. Badannya bergetar. Semua hadirin pesta tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Melihat Rubah berani berkata seperti itu sang Kancil menimpali.

"Dia tidak sopan kepadamu, Raja. Jangan biarkan ia menghinamu begitu saja! Dia memang melakukannya. Semua hewan di sini mengatakan hal sebenarnya, mereka melihatnya!" ujar Kancil pengganti posisi Tupai sebagai perwakilan penghuni hutan. Ia benci rajanya dihina seperti itu oleh Rubah yang bukan siapa-siapa di sini.

"Bagaimana Raja yang dibanggakan akan tinggal diam menikmati kemewahan, sementara warganya tertindas?!" teriak Rubah. Gigi gerahamnya mengeras dan kakinya lemas.

"Pergi kau, Rubah!" teriak Singa kepada Rubah. "Pengawal bawa dia keluar dari sini. Rubah telah merusak pestaku!" ujar Singa lagi kepada pengawalnya.

"Apa kau hanya menolong hewan yang sudah membayarmu dengan kemewahan?" tanya Rubah takut-takut, tetapi ia langsung ditarik oleh pengawal Raja. 

Malam pun menyambut dengan suhu dinginnya. Angin yang sejuk menyentuh badan Rubah. Rubah duduk sendirian di rumahnya. Rubah ingin sekali menangis keras-keras. la tidak menyangka Raja yang terkenal baik dan sayang kepada rakyatnya tega melakukan hal itu kepada Rubah. Hatinya berkecamuk dan tidak ingin berteman dengan siapa pun. la merasa tidak apa-apa sendirian. 

Lalu, ia memutuskan pergi jalan-jalan untuk menghibur diri. Tetapi, secara tidak sengaja, ia melihat Singa sedang berbincang dengan Serigala. Dan Rubah melihat di balik badan Singa terdapat banyak sekali makanan, emas, dan benda berharga lainnya. Rubah langsung berusaha mendengarkan perbincangan mereka.

"Apa semua penghuni hutan percaya bahwa Rubah yang telah menghabisi Tupai?" tanya Serigala dengan suara yang cukup pelan.

"Ya, mereka percaya. Ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya Singa.

"Tidak. Cukuplah membuat mereka percaya saja. Aku akan memberikan upeti dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Aku tidak mau reputasiku sebagai hewan yang baik jadi buruk. Apalagi aku sudah membunuh Tupai. Hewan yang pintar dan disenangi oleh semua penghuni hutan," jawab Serigala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun