Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Keadilan Ilahi yang Tidak Terselami

23 Maret 2024   06:50 Diperbarui: 23 Maret 2024   07:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya kesesalan karena tidak adanya keadilan. Jika dihitung dan dikumpulkan tidak cukup untuk mendata menguraikan serta menceritakan, betapa kekesalan masyarakat minoritas atas perlakuan atau tindakan yang dilakukan oleh masyarakat mayoritas.

\

Tidak sedikit intimidasi dan perkusi yang dilakukan masyarakat mazyoritas terhadap masyarakat minoritas. Tindakan semena-mena  dengan kekerasan tidak ada batasnya dan tidak ada pula yang menghalanginya, seakan-akan negeri ini hanya milik golongan mereka dan hukum tidak berlaku bagi mereka

 

 Penolakan, penutupan, pengurasakan dan  pendirian rumah ibadah (gereja) menjadi cerita berulang dari tahun ke tahun. Alasan klasik rumah ibadah tak memiliki izin, acap menjadi pembenaran untuk melakukan tindakan intoleran. Sejumlah peraturan yang dianggap diskriminatif dan pemerintah daerah yang kerap tak bergigi terhadap tekanan kelompok intoleran, semakin menyudutkan kaum minoritas.

 

Data Setara Institute menunjukan, sejak 2007 hingga 2018, terdapat ratusan kasus penolakan dan penyerangan rumah ibadah. Penyerangan itu antara lain berupa penyegelan hingga intimidasi. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mencatat, dalam 10-15 tahun terakhir terdapat sekitar 500-600 pengaduan terkait kebebasan beragama dan berkeyakinan, termasuk di dalamnya kasus pendirian rumah ibadah. Kasus-kasus ini tersebar di seluruh Indonesia.

 

Mungkin keluhan dan kekesalan umat Kristen Indonesia sekarang ini tidak jauh bedanya dengan keluhan yang dialami oleh nabi Habakuk.  Jika membaca kisah nabi Habakuk yang tertuang dalam Kitab Habakuk fasal 1  maka sebagian orang atau para pembaca akan  menyimpulkan bahwa Habakuk dalam kisah itu melakukan protes atau complain kepada Tuhan. Karena pada saat itu terasa keadilan tidak ada, Bahkan Habakuk memandang bahwa Tuhan membiarkan umat pilihannya yaitu bangsa Israel tertindas oleh bangsa yang tidak mengenal Tuhan.

 

Tidak adanya keadilan yang dipertontonkan oleh Tuhan nampak jelas dari ayat 3 yang mengatakan "Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? aniaya dan kekerasan ada di depan mataku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun