Mohon tunggu...
R ANGGOROWIJAYANTO
R ANGGOROWIJAYANTO Mohon Tunggu... Guru - Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Saya adalah seorang Guru Swasta yang menyukai dunia tulis menulis dan tertarik dengan dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyusuri Jalan Keadilan Aksi Kamisan

22 Maret 2024   07:35 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dua puluh lima tahun sudah reformasi berjalan. Kepedulian akan perjuangan para ibu yang memperjuangkan keadilan bagi putra mereka tidak juga dinyatakan. Seperti bongkahan kecil tak berarti diantara ribuan permasalahan yang sama sekali tidak menarik perhatian.

Aksi juga sudah rutin diselenggarakan dengan sebutan yang sederhana yaitu Aksi Kamisan. Pun juga sama sekali tidak menarik perhatian. Ssekali pada awal pemerintahan baru yang dirasakan membawa harapan yang baru sempat ditengok dan diajak betatap muka, tetapi tidak juga membawa penyelesaian.

Tuntutan yang sangat sederhana tidak juga dapat terpenuhi. Mereka hanya ingin tahu siapa pembunuh putra mereka dan dimana kuburannya. Sesederhana itu tetapi terlalu rumit untuk dipenuhi. Berbagai panitia adhoc sudah terbentuk dengan biaya yang tidak sedikit, namun tidak juga mampu menyingkap apa yang menjadi tuntutan bagi mereka.

Banyak sekali kepentingan yang membuat perjuangan ibu-ibu peserta aksi kamisan seperti terhalang batu besar. Pergantian penguasa pun tetap tidak membawa dampak perubahan yang berarti. Sistem demokrasi justru dijadikan alat untuk menutupi peristiwa demi peristiwa kelam di masa lalu. Sepertinya pergantian penguasa kalah dengan pemilik sumber dana yang terlalu besar setelah bertahun-tahun berkuasa. 

Kejenuhan meneriakkan tuntutan akan peristiwa kelam, justru selalu dipelihara dan diharapkan oleh siapa saja yang terlibat. Apabila kejenuhan mulai melanda maka dengan sendirinya tuntutan aksi kamisan akan lenyap dengan sendirinya. 

Salut dengan ibu - ibu peserta aksi kamisan. Hormat yang tinggi pada ibu - ibu yang memperjuangkan para putranya. Walau tidak akan mungkin mengembalikan nyawa sang putra, tetapi setidaknya keadilan akan terus diperjuangkan. Agar generasi selanjutnya tidak akan pernah mengalami seperti apa yang dialami putra - putri mereka. 

Atau setidaknya mengedukasi generasi muda Indonesia. Agar terbuka terhadap sejarah perjalanan bangsa, bahwa pernah terjadi peristiwa kelam yang para pelakunya tidak pernah dapat diungkapkan walaupun ada di depan mata. Kalaupun pernah dihukum tetapi tetap dapat melenggang bebas menduduki jabatan penting negara. Sungguh ironi yang tidak pernah terbayangkan terjadi di negara kita.

Semoga para pelaku segera dibuka pintu hatinya, mau mengakui kesalahannya dan malu untuk menjadi pejabat publik. Itulah etika tertinggi dalam masyarakat demokratis yang saat ini sedang terus diperjuangkan. Saatnya budaya malu dijunjung tinggi agar perjalanan bangsa tidak pernah terbebani peristiwa kelam masa lalu.

Salam hormat untuk ibu - ibu aksi kamisan.......... Salam Sehat !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun