" Lantas apa solusi terbaik kita dalam menyikapi pemberitaan hari ini,"
Rongrong pun tak lagi menyimak pembicaraan lewat telepon dengan Pak Kades. Dirinya membayangkan proyek pembangunan sumur bor yang diberikan Pak Kades kepada dirinya beberapa hari lalu saat dirinya menyatakan janji bahwa Atoli aktvis Desa Liluk tidak akan mengkritisi dirinya lagi sebagai Kades.Â
Terbayang dalam otaknya tentang keuntungan yang akan diraupnya. Setidaknya satu buah motor baru akan diraihnya dari komisi proyek itu. Bahkan ada kontraktor yang berani memberinya satu buah motor plus dana jutaan rupiah.
Dan Rongrong pun tak lagi mengubris ocehan Pak Kades. Bayangan tentang keuntungan proyek sumur bor telah mengalahkan suara kegelisahan Pak Kades.
                                                  Â
Siang itu di warung kopi Mang Keliru, Rongrong berkumpul dengan beberapa rekannya sesama aktivis Desa. Mareka asyik membicarakan pernyataan Atoli aktivis Desa yang dimuat di koran nasional Media nusantara.
" Luar biasa komentar Atoli di koran nasional hari ini. Menggegerkan jagad Kabupaten ini. Infonya, Pak Kades sudah dipanggil Pak Bupati," ujar Usuf.
" Bener Bung. Pernyataan Atoli di koran itu sangat akurat dan sarat dengan data-data kebenaran. Keberpihakannya kepada rakyat jelas dan lugas.," timpal Dungu..
" Atoli itu jaringannya luas. Pergaulannya banyak. Sahabatnya di luar Desa banyak Salut saya," jawab Asun.
" Kita jangan bertindak bodoh.Kita jangan membeberkan kehebatan Atoli dimata petinggi Desa .Justru sebaliknya Kita harus menginformasikan kepada Pak Kades bahwa Atoli sangat tertarik dengan posisi Kades. Walaupun ,kita tahu bahwa Atoli bukanlah orang pengejar jabatan. Intinya kita harus mengadu domba Atoli dengan para petinggi desa," ungkap Rongrong.
" Lho itu artinya kita membalikkan fata, Rong", jawab Usuf.